Tangerang, 4 Juni 2025 – Dalam upaya memperkuat kerja sama internasional dan memperluas investasi sektor kemaritiman, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, melakukan kunjungan kerja ke Xiamen, Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Kunjungan ini membuahkan hasil positif dengan munculnya minat investasi dari Zhenghui Group, perusahaan besar asal Tiongkok yang bergerak di bidang industri kemaritiman.
Zhenghui Group menyatakan komitmennya untuk menanamkan investasi di Indonesia secara bertahap dalam tiga fase, dengan fokus awal di wilayah Sulawesi Barat. Fase pertama proyek investasi maritim ini ditaksir mencapai USD100 juta. Rencana investasi tersebut akan diwujudkan melalui kerja sama strategis bersama Kaisar Group dan melibatkan penyediaan 1.500 kapal perikanan, pelatihan 500 hingga 1.000 teknisi kelautan, serta penguatan riset bersama universitas dari Indonesia dan Tiongkok.
Baca juga: Aksi 2025 Percepat Ekspor Produk Kreatif UMKM
“Ini adalah salah satu program hilirisasi yang sangat serius kita dorong, tidak hanya di sektor tambang, tetapi juga di sektor kemaritiman yang potensial,” ujar Wamen Todotua.
Selain itu, Todotua juga menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT KIPAS dan tiga perusahaan Tiongkok terkemuka: Fujian Yihe Shipbuilding Heavy Industry, Zhangzhou Hansheng Ship Design, dan China Overseas Development Association (CODA). Kerja sama ini mencakup pembangunan galangan kapal, produksi kapal penangkap ikan lepas pantai, pengelolaan pelabuhan perikanan, serta pengolahan hasil laut.
“Konsep investasi ini terintegrasi dari hulu ke hilir, menciptakan ekosistem industri maritim yang menyeluruh dan berkelanjutan,” tambahnya.
Baca juga: Pasar Halal Indonesia BPJPH Fokus Ekspor Amerika Serikat
Wamen Todotua juga berkesempatan meninjau langsung fasilitas Zhenghui Group di Dongguan Bonded Zone seluas 2,4 hektare yang mencakup cold storage dan industri galangan kapal dengan kapasitas produksi kapal 150–600 GT.
Pemerintah Indonesia menilai kerja sama ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat ekonomi biru yang inklusif dan berkelanjutan. Data BKPM mencatat RRT menempati posisi ketiga sebagai negara sumber Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar pada triwulan pertama 2025 dengan nilai USD1,8 miliar dari 13.788 proyek.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, Tiongkok saat ini menduduki peringkat ketiga sebagai negara sumber Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar di Indonesia pada triwulan I tahun 2025, dengan total nilai investasi sebesar USD1,8 miliar dari 13.788 proyek.
Dengan adanya langkah konkret ini, Indonesia berharap mampu mempercepat pengembangan industri kemaritiman nasional sekaligus memperkuat hubungan bilateral strategis antara Indonesia dan Tiongkok di sektor ekonomi kelautan.