Pertamina Patra Niaga Dorong Energi Ramah Lingkungan untuk Nelayan dan Petani Cilacap

Tangerang, 12 Juni 2025 – PT Pertamina Patra Niaga terus mendukung pembangunan berkelanjutan melalui inovasi teknologi ramah lingkungan yang terintegrasi dengan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menegaskan bahwa upaya pelestarian lingkungan harus berjalan seiring dengan pemberdayaan masyarakat. Pertamina Patra Niaga Dorong Energi Ramah Lingkungan untuk Nelayan dan Petani Cilacap.

“Kita tidak hanya menyelamatkan alam, tapi juga menggerakkan ekonomi masyarakat. Kita bergerak bersama masyarakat untuk menciptakan solusi nyata yang berdampak ekologis dan ekonomis,” ujar Heppy dalam keterangannya, Rabu (11/6/2025).

Baca juga: PT Tamaris Hidro Turunkan Emisi Karbon 460 Ribu Ton dengan Energi Terbarukan

Di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Pertamina Patra Niaga menyalurkan tiga program unggulan TJSL, yaitu Bu Petra, Pinky Rudal, dan Pepes Sega K Cap. Ketiga program ini dirancang untuk menjawab tantangan perubahan iklim sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi lokal dengan Energi Ramah Lingkungan.

Program Bu Petra (Budidaya Perikanan Terintegrasi) yang dibina oleh Fuel Terminal Lomanis di Desa Sidamukti memanfaatkan energi panel surya untuk menggerakkan kincir air serta mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar untuk mesin pencetak pelet ikan. Sepanjang 2025, kelompok PUR 123 berhasil memanen 263 kilogram ikan, yang memberikan manfaat langsung dan tidak langsung kepada sekitar 100 warga setempat. Selain itu, mesin “Waste to Pellet” membantu menekan biaya produksi pakan sekaligus mengurangi limbah plastik rumah tangga.

Di sektor pertanian, program Pinky Rudal (Pengering Padi Siasat Perubahan Iklim) binaan Fuel Terminal Maos membantu ratusan petani kelompok Kawista dengan alat pengering padi berbasis energi terbarukan. Alat ini mampu mengurangi waktu pengeringan dari tiga hari menjadi hanya beberapa jam, sekaligus meningkatkan kualitas gabah dan mengatasi risiko gagal panen akibat cuaca ekstrem. Dampaknya, harga jual gabah meningkat dan kerugian hasil panen menurun.

Baca juga: Pelatihan Ekspor untuk Mahasiswa dan UMKM di Malang

Sementara itu, program Pepes Sega K Cap yang dikembangkan oleh Integrated Terminal Cilacap telah berhasil mengolah 13,5 ton ikan rucah menjadi pelet ramah lingkungan sejak diluncurkan. Program ini tidak hanya meningkatkan kualitas lingkungan, tetapi juga memperkuat perekonomian masyarakat lokal melalui solusi berkelanjutan.

Heppy menambahkan, “Bukan hanya narasi tentang peningkatan kualitas lingkungan, namun program ini membuktikan bahwa pembangunan berkelanjutan harus dibangun dari bawah bersama masyarakat.”

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img