Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) terus memperkuat kerja sama dalam mendorong pembangunan industri yang berkelanjutan di Indonesia. Sinergi ini bertujuan untuk mengembangkan industri berbasis lingkungan serta mendorong hilirisasi mineral kritis, seperti nikel.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Tri Supondy, menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik inisiatif UNIDO dalam penguatan standardisasi kawasan industri berbasis lingkungan. “Hal ini sejalan dengan kebijakan Kemenperin yang tengah menyusun regulasi terkait kawasan industri berwawasan lingkungan,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (10/3).
Baca juga: Pabrik Nakal Akan Diberikan Sanksi Hingga Pencabutan Izin
Dalam kunjungan UNIDO ke Kemenperin pada Rabu (5/3), sejumlah peluang kerja sama strategis turut dibahas. UNIDO menyampaikan ketertarikannya dalam mengembangkan program peningkatan kapasitas tenaga kerja di sektor industri dengan menggandeng perguruan tinggi di China dan Eropa. Selain itu, UNIDO juga mengusulkan kerja sama dalam pengelolaan dan daur ulang baterai lithium dari industri kendaraan listrik.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta, menyoroti pentingnya penguatan rantai pasok industri nikel di Indonesia. “Kami ingin memastikan bahwa hilirisasi nikel tidak hanya berhenti pada produksi bahan baku, tetapi juga mencakup pengembangan teknologi daur ulang baterai. Dengan begitu, industri kendaraan listrik nasional bisa lebih mandiri dan kompetitif di pasar global,” jelasnya.
Managing Director UNIDO, Ciyong Zou, mengapresiasi langkah Indonesia dalam mengembangkan ekosistem industri hijau dan hilirisasi mineral. “Indonesia memiliki potensi besar dalam industri manufaktur dan sumber daya mineral. UNIDO siap mendukung penguatan infrastruktur industri yang berkelanjutan, termasuk melalui transfer teknologi dan pendampingan teknis,” ungkapnya.
Baca juga: Pedagang Kota Tua Beralih ke Pembayaran Digital Berkat BRI
Selain membahas peluang kerja sama baru, Kemenperin dan UNIDO juga mengevaluasi pelaksanaan Indonesia-UNIDO Country Programme (IUCP) 2021-2025. Program ini mencakup berbagai inisiatif strategis, seperti Global Eco-Industrial Parks Programme (GEIPP), yang kini memasuki tahap lanjutan dengan melibatkan lima kawasan industri di Indonesia.
Ke depan, kedua pihak berkomitmen untuk terus memperluas cakupan kerja sama, termasuk di sektor digitalisasi industri dan ekonomi sirkular. “Kami optimistis sinergi ini akan mempercepat pertumbuhan industri nasional yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing global,” tutup Tri Supondy.