Digitalisasi IKM Otomotif Indonesia Menuju Pasar Global

Tangerang, 1 Maret 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong daya saing industri kecil dan menengah (IKM) sektor otomotif melalui percepatan transformasi digital. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam program penguatan industri otomotif nasional.

Langkah ini diwujudkan dalam kegiatan Kick Off Match Making between Small and Medium Automotive Industry and System Integrator yang digelar di Gedung Kemenperin, Jakarta, pada 25 Februari 2025. Acara ini menjadi bagian dari proyek kerja sama teknis Automotive Industry Development yang mempertemukan IKM komponen otomotif dengan System Integrator (SIers) atau Tech Startup untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri otomotif nasional.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Reni Yanita, menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Jepang melalui JICA atas dukungannya dalam pengembangan IKM otomotif Indonesia.

“Kami mengapresiasi dukungan JICA dalam peningkatan kualitas dan produktivitas IKM agar lebih berdaya saing, unggul, dan inovatif,” ujar Reni dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga: Perekonomian Global 2025 dan Dampaknya pada Indonesia

Transformasi digital menjadi langkah utama dalam meningkatkan daya saing industri. Kegiatan Kick Off Match Making bertujuan membantu IKM dalam menerapkan teknologi 4.0 agar lebih efisien dan kompetitif di era industri modern. Selain itu, IKM komponen otomotif diharapkan dapat memenuhi standar quality, cost, and delivery (QCD) untuk masuk dalam rantai pasok industri otomotif global.

Sebagai bagian dari peta jalan Making Indonesia 4.0 yang diresmikan pada 2018, Kemenperin berkomitmen memperkuat sektor manufaktur nasional. Kontribusi sektor ini mencapai 18,98 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada tahun 2024. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen dalam lima tahun ke depan melalui peningkatan investasi dan ekspor.

Tercatat, nilai investasi di sektor manufaktur pada tahun 2024 mencapai Rp721,2 triliun, meningkat 19,8 persen dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap industri nasional, yang semakin kuat dengan implementasi transformasi digital di berbagai sektor.

Sektor otomotif menjadi salah satu pilar utama dalam perekonomian nasional. Berdasarkan data Gaikindo dan AISI, penjualan kendaraan roda empat atau lebih di dalam negeri mencapai 865.723 unit, sementara kendaraan roda dua mencapai 6.333.310 unit pada tahun 2024. Pertumbuhan ini semakin menegaskan peran IKM komponen otomotif dalam rantai pasok industri.

Kerja sama Kemenperin dan JICA diharapkan mempercepat digitalisasi sektor IKM otomotif dan membuka peluang ekspansi ke pasar internasional. Program ini juga akan didukung dengan peningkatan kapasitas tenaga kerja dan modernisasi ekosistem industri.

Direktur IKM Logam Mesin, Elektronik, dan Alat Angkut (LMEA), Dini Hanggandari, menyebutkan bahwa 13 IKM komponen otomotif dan 18 SIers binaan Direktorat IKM LMEA akan mengikuti temu bisnis berbasis platform digital Startup for Industry.

Baca juga: Strategi Baru Dinas Dagperinkopukm Buleleng untuk UMKM 2026

“Melalui Matching Hub, IKM dapat menemukan penyedia solusi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan produksi mereka, sehingga dapat meningkatkan daya saing di era industri 4.0,” jelas Dini.

Temu bisnis ini berlangsung dari 26 Februari hingga 25 Maret 2025. Setelah seleksi teknologi yang sesuai, penerapan teknologi 4.0 di IKM komponen otomotif akan dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2025.

Kolaborasi antara Kemenperin dan JICA ini menjadi langkah strategis dalam mempercepat transformasi digital di sektor IKM otomotif. Dengan sinergi berkelanjutan, diharapkan IKM Indonesia semakin mandiri, inovatif, dan berdaya saing tinggi di tingkat global.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img