Tangerang, 18 Februari 2025 – Indonesia dan Turki semakin memperkuat hubungan bilateral di sektor industri manufaktur melalui pembentukan Komite Bersama tentang Kerja Sama Industri. Inisiatif ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum Saling Pengertian (MSP) oleh Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki H.E. Mehmet Fatih Kacir. Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto serta Presiden Republik Turki Recep Tayyip Erdoğan di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (12/2).
MSP ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dalam berbagai bidang industri, termasuk investasi, riset dan pengembangan, proyek inovasi, pengembangan kapasitas, transfer teknologi, serta promosi industri yang menguntungkan kedua negara. Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam mewujudkan Aliansi Strategis antara Indonesia dan Turki.
Baca juga: Kredit Bank Mandiri Bantu UMKM Naik Kelas
“Kami optimistis bahwa MSP ini akan memperkuat kerja sama industri antara kedua negara, sejalan dengan visi besar dalam membangun sektor manufaktur yang lebih maju dan berdaya saing,” ujar Agus dalam pernyataannya di Jakarta, Senin (17/2).
Dalam MSP ini, kedua negara menyepakati kerja sama di 14 sektor industri utama, termasuk:
- Teknologi dan Material Baterai
- Teknologi dan Material Konstruksi
- Industri Kimia dan Farmasi
- Elektronik dan Mesin
- Kendaraan Listrik dan Mobilitas
- Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
- Industri Berbasis Agro
- Kawasan Industri dan Pengembangan Wilayah
- Industri Maritim
- Perangkat Medis dan Teknologi Kesehatan
- Industri Logam
- Tekstil dan Pakaian
- Industri Ramah Lingkungan
- Industri Halal
Pembentukan Komite Bersama ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menperin ke Turki pada Juni 2024, di mana ia bertemu dengan sejumlah perusahaan industri besar seperti Beco, Arcelik, KOC Holding, dan Kordsa (Sabanci Holding). Sejumlah perusahaan Turki menunjukkan minat untuk berinvestasi dan membangun pabrik di Indonesia, yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing sektor industri nasional.
Turki juga menaruh perhatian pada kerja sama bilateral di sektor kesehatan, dengan inisiatif seperti kolaborasi antara Bio Farma (Indonesia) dan Polifarma serta Turkilac (Turki) dalam produksi dan distribusi vaksin. Selain itu, ada upaya kemitraan antara Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) dan GAKESLAB dengan Kelompok Perusahaan Alat Kesehatan Turki (OSTIM) untuk mendorong produksi bersama alat kesehatan.
Hubungan perdagangan antara Indonesia dan Turki terus menunjukkan tren positif. Pada tahun 2023, total perdagangan nonmigas kedua negara mencapai USD2 miliar, meningkat 13,6% dari tahun sebelumnya. Sementara itu, realisasi investasi Turki di Indonesia tercatat sebesar USD42,7 juta pada periode yang sama.
“Kami berharap kunjungan Presiden Erdoğan ini menjadi momentum untuk mempercepat implementasi berbagai kerja sama yang telah disepakati sebelumnya,” pungkas Agus.
Baca juga: Keberhasilan Taru Martani Ekspor Cerutu ke Taipei
Dengan semakin eratnya kolaborasi antara Indonesia dan Turki di sektor industri manufaktur, diharapkan kerja sama ini dapat memberikan manfaat besar bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara serta meningkatkan daya saing industri nasional di pasar global.