Tangerang, 7 Februari 2025 – Penjabat Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA., M.Si., meresmikan Galeri Seuramoe Dekranasda Aceh pada Kamis, 6 Februari 2025, di Kompleks Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh. Peresmian galeri ini menjadi momentum penting dalam memperkuat industri kerajinan lokal Aceh dan mendorong pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di provinsi tersebut.
Dalam sambutannya, Safrizal menekankan pentingnya pengelolaan galeri dengan konsep yang semakin menarik bagi wisatawan dan pembeli. “Kami memulai renovasi dari awal, dan terus melakukan perbaikan. Ini adalah kunjungan ketiga saya, yang menunjukkan perhatian besar terhadap galeri ini,” ujar Safrizal. Ia berharap interior galeri yang terus dibenahi dapat menarik lebih banyak pengunjung untuk datang dan berbelanja produk-produk lokal.
Baca juga: Sri Narsih Bangun Usaha Nila Crispy, Dari Pandemi Hingga Digitalisasi
UMKM sebagai Pilar Ekonomi Aceh
Safrizal menegaskan bahwa UMKM memainkan peran krusial dalam perekonomian Aceh dan Indonesia secara keseluruhan. UMKM menyumbang 61-63 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menjadi penyerap tenaga kerja yang besar. “Saat krisis ekonomi melanda, UMKM adalah sektor yang tetap bertahan. Jika UMKM berkembang, pengangguran bisa ditekan,” tambah Safrizal. Ia juga berharap Aceh tidak lagi bergantung pada ekspor sumber daya alam, melainkan lebih fokus pada pengembangan industri kreatif dan intelektual.
Baca juga: UMKM Indonesia Dapat Dukungan Pembiayaan dan Subsidi Bunga
Peluang Digitalisasi untuk UMKM Aceh
Safrizal mengusulkan strategi untuk mendukung UMKM melalui kebijakan penggunaan produk lokal oleh pegawai pemerintah. “Setiap Kamis, pegawai bisa diwajibkan memakai batik khas Aceh. Dengan sekitar 20 ribu pegawai, kebijakan ini dapat mendorong UMKM terus berproduksi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Safrizal juga bercita-cita agar Dekranasda Aceh tidak hanya berfungsi sebagai galeri fisik, tetapi juga menjadi marketplace digital. “Kita harus mempertemukan pengrajin dengan pembeli secara online, sehingga produk kerajinan Aceh bisa dibeli tanpa harus datang ke galeri,” ujarnya.
Dukungan Pihak Terkait untuk Pengembangan Dekranasda
Peresmian galeri ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk istri Gubernur Aceh terpilih, Marlina Usman, Kepala Bank Aceh Syariah, dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh. Dalam kesempatan tersebut, Safrizal meminta pihak perbankan untuk mendukung pengembangan Dekranasda melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Penjabat Ketua Dekranasda Aceh, Hj. Safriati, mengungkapkan sejarah perjalanan Dekranasda Aceh, yang dimulai pada tahun 1990 di Peunayong. Awalnya, Dekranasda hanya menampilkan kerajinan bordir, namun kini produk-produk dari 23 kabupaten/kota di Aceh mulai dipajang di galeri ini, mulai dari tikar hingga kursi enceng gondok.
Harapan untuk Ekspansi Galeri ke Berbagai Lokasi
Safriati berharap galeri ini akan terus berkembang dan dapat hadir di berbagai lokasi strategis, seperti bandara, pusat perbelanjaan, dan hotel-hotel besar. “Kami ingin produk kerajinan Aceh dapat ditemukan di banyak tempat, dan bahkan ada aturan yang mewajibkan hotel dan restoran di Aceh menggunakan produk lokal,” ujarnya. Ia juga berharap dinas-dinas pemerintahan mulai memesan batik Aceh untuk mendukung pengrajin lokal.
Dekranasda Aceh saat ini memiliki dua unit usaha, yaitu rumah batik dan galeri. Dengan dukungan pemerintah dan masyarakat, Safriati optimis UMKM dan industri kreatif Aceh dapat berkembang pesat, membawa dampak positif bagi perekonomian lokal.