Tangerang, 25 November 2024 – Indonesia dan Tajikistan semakin memperkuat hubungan kerja sama bilateral di sektor industri. Hal ini terungkap dalam pertemuan antara Wakil Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Faisol Riza, dan Menteri Industri dan Teknologi Baru Republik Tajikistan, Mr. Sherali Kabir, yang berlangsung di Kementerian Perindustrian, Jakarta, pada Jumat (22/11). Dalam diskusi tersebut, kedua pihak menekankan pentingnya kolaborasi erat untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Menurut Faisol Riza, Indonesia perlu menjalin kemitraan strategis dengan negara-negara yang menghadapi tantangan serupa dalam menghadapi dinamika geopolitik global. “Kami berharap Indonesia dan Tajikistan dapat membangun kerja sama yang saling menguntungkan, khususnya di sektor industri,” ujar Wamenperin RI. Ia juga menegaskan komitmen Kementerian Perindustrian untuk memfasilitasi kerjasama ini guna meningkatkan daya saing dan memperkuat posisi kedua negara di panggung internasional.
Baca juga: GAIKINDO Siap Jawab Tantangan Presiden
Di sisi lain, Menteri Sherali Kabir menyampaikan bahwa Tajikistan memiliki berbagai potensi yang dapat dimanfaatkan dalam kemitraan ini. Salah satu bentuk konkret kerja sama yang telah terjalin adalah kolaborasi dengan perusahaan Indonesia dalam penyediaan bahan baku, yang dinilai dapat mempererat hubungan bilateral. Selain itu, sektor pertambangan juga menjadi perhatian utama dengan beberapa nota kesepahaman (MoU) antara perusahaan kedua negara yang telah diteken.
Mr. Kabir juga menyoroti ketertarikan Tajikistan terhadap pengalaman Indonesia dalam pengelolaan nikel, mengingat Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. “Kami ingin mempelajari lebih lanjut mengenai investasi dan pengembangan sektor nikel di Indonesia,” tambahnya.
Sektor lain yang juga menawarkan peluang kerja sama adalah teknologi Artificial Intelligence (AI). Tajikistan menjadi negara pertama di Asia Tengah yang mengembangkan kebijakan AI dan memasukkannya ke dalam kurikulum pendidikan. Hal ini membuka kemungkinan bagi kedua negara untuk bekerja sama di bidang teknologi canggih tersebut. Selain itu, Tajikistan juga menawarkan potensi kerja sama di sektor tekstil, farmasi, dan aluminium. Dalam upaya menarik investasi, negara ini memberikan jaminan keamanan investasi, insentif pajak, serta dukungan terhadap penggunaan energi hijau yang berkelanjutan.
Kerja sama Indonesia dan Tajikistan telah terjalin selama hampir 30 tahun, dan pada tahun 2024 ini kedua negara akan merayakan hubungan diplomatik yang erat. Wamenperin Faisol Riza menegaskan perlunya mempererat kerja sama, khususnya dalam hilirisasi industri dan pengembangan industri produk halal. “Kami juga terbuka untuk membahas kerja sama dalam pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM),” tambahnya.
Baca juga: Sukses Bertani Organik di Lahan Bekas Kandang Ayam
Sebagai langkah selanjutnya, Indonesia berkomitmen untuk menindaklanjuti tawaran kerja sama ini dengan merancang langkah-langkah teknis serta mengidentifikasi perusahaan-perusahaan Indonesia yang memiliki potensi untuk menjalin hubungan langsung dengan Tajikistan. Diharapkan implementasi awal kerja sama ini dapat dimulai pada awal tahun depan, memberikan dampak positif bagi kedua negara dalam memperkuat daya saing industri mereka di pasar global.