Tangerang, 23 November 2024 – Lala, seorang wanita lulusan S1 Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan predikat cumlaude, kini tengah viral setelah memilih jalur bisnis yang berbeda dari kebanyakan orang dengan latar belakang pendidikan tinggi. Setelah lulus dengan IPK yang sangat memuaskan, Lala memilih untuk membuka usaha warung kelontong dan menjual es, meskipun keputusan tersebut sempat mengundang hinaan dari sebagian orang.
Keputusan Lala ini tentu tak biasa di mata banyak orang. Umumnya, lulusan perguruan tinggi, apalagi dengan predikat cumlaude, akan dipandang lebih sukses jika bekerja di perusahaan besar atau menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Namun, Lala justru memilih jalur yang lebih berisiko dan penuh tantangan dengan berbisnis sendiri. “Saya sudah bekerja di perusahaan selama tiga tahun setelah lulus, tetapi akhirnya memilih berhenti dan berbisnis. Saya merasa lebih nyaman menjadi pedagang,” kata Lala melalui unggahan di akun TikTok pribadinya (@lalayy).
Baca juga: Toyota Sediakan 50 Mobil Bioetanol untuk Uji Coba
Meski keputusan ini sempat mendapat hinaan, Lala tidak merasa tersinggung. Justru, ia memberikan jawaban yang menohok, “Yang penting dapat uang halal,” tegasnya. Bagi Lala, menjalankan usaha sendiri adalah pilihan yang memberi kebahagiaan tersendiri. Selain itu, ia merasa lebih fleksibel dalam mengatur waktu, bahkan dapat bekerja 24 jam sambil menghabiskan waktu bersama anak-anaknya. “Usaha ini memang masih kecil, tapi saya merasa lebih bebas dan bisa menikmati hidup,” ujarnya.
Lebih dari itu, Lala memiliki misi sosial yang mulia melalui bisnisnya. Ia tidak hanya berjualan untuk diri sendiri, tetapi juga memberikan kesempatan bagi tetangga dan keluarganya untuk menitipkan dagangan di warungnya. Dengan cara ini, Lala berharap bisa membantu meningkatkan ekonomi sekitar. “Bagi saya, kebahagiaan itu bisa berbagi rezeki dengan orang lain,” tambah Lala.
Baca juga: Pasar Digital Dorong Bawang Rubaru Jadi Primadona
Lala yang merupakan lulusan Program Studi Manajemen Sumber Daya Akuatik Perikanan UGM ini membuktikan bahwa kesuksesan tidak selalu diukur dari posisi atau jabatan yang prestisius, melainkan dari kebahagiaan dan kebermanfaatan yang bisa diberikan kepada orang lain. Melalui kisah Lala, banyak orang belajar bahwa setiap orang memiliki definisi sukses yang berbeda, dan terkadang, mengikuti passion jauh lebih penting daripada mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh masyarakat.