Strategi UKM Hadapi Konflik Global demi Kelancaran Ekspor

Tangerang, 24 Juni 2025– Dalam beberapa tahun terakhir, dunia semakin rentan terhadap dinamika konflik antarnegara yang tak hanya bersifat politis, tetapi juga berdampak langsung pada perekonomian global. Bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang tengah bersiap untuk menembus pasar ekspor, konflik perang seperti yang terjadi antara Rusia-Ukraina maupun Iran-Israel bisa menjadi tantangan besar.

Konflik tersebut menyebabkan ketidakpastian pada jalur logistik global, meningkatnya biaya asuransi pengiriman, serta volatilitas harga bahan baku dan energi.Terlebih lagi ada rencana Iran untuk menutup selat Hormuz yang bisa mengakibatkan harga logistik melambung tinggi. Akibatnya, banyak UKM mengalami keraguan untuk melanjutkan rencana ekspor mereka ke luar negeri.

baca juga: Pengaruh Konflik Global Iran-Israel terhadap Ekspor di Indonesia

Namun, menunda ekspor bukanlah satu-satunya pilihan. Justru, dengan strategi yang tepat, UKM bisa tetap melanjutkan ekspansi global secara hati-hati dan terukur.

Dampak Konflik terhadap UKM Ekspor

Konflik bersenjata di wilayah strategis seperti Timur Tengah atau Eropa Timur kerap memicu gangguan logistik internasional. Jalur pelayaran yang melewati Selat Hormuz atau Laut Hitam menjadi tidak aman, mengakibatkan pengalihan rute dan kenaikan biaya pengiriman.

Selain itu, ketegangan geopolitik sering berdampak pada kenaikan harga bahan baku, terutama energi dan komoditas seperti gandum, minyak, dan gas. Bagi UKM Indonesia yang mengandalkan bahan baku impor atau ekspor ke wilayah terdampak, hal ini tentu menjadi beban tambahan dalam struktur biaya.

Strategi Adaptif UKM Hadapi Gejolak Global

Alih-alih mundur, UKM harus menerapkan strategi ekspor yang adaptif dan fleksibel, seperti:

  1. Diversifikasi Pasar Tujuan
    Jangan hanya fokus pada satu negara. Eksplorasi pasar yang lebih stabil secara geopolitik seperti Asia Tenggara, Australia, atau Afrika.

  2. Manfaatkan Fasilitas Pemerintah
    Kementerian Perdagangan dan Inkubator bisnis ekspor swasta seperti ExportHub.id kerap menyediakan informasi pasar dan pendampingan. UKM bisa memanfaatkan pelatihan serta program matching buyer.

  3. Gunakan Jalur Distribusi Alternatif
    Jika jalur laut terganggu, pertimbangkan penggunaan jalur udara untuk produk bernilai tinggi dan berbobot ringan, meski dengan biaya lebih tinggi.

  4. Perkuat Digitalisasi dan Platform E-commerce Global
    Platform seperti Alibaba, Shoppe Export dan TikTok Shop internasional bisa menjadi jalan masuk ekspor tanpa perlu jalur distribusi konvensional yang terganggu konflik.

  5. Hedging Risiko Nilai Tukar dan Asuransi Ekspor
    Fluktuasi nilai tukar dan risiko pembatalan pesanan dapat diminimalisasi dengan layanan asuransi ekspor dan instrumen keuangan dari bank mitra ekspor.

Peran Penting Informasi dan Riset Pasar

UKM perlu rutin mengikuti perkembangan geopolitik global agar tidak salah langkah dalam mengambil keputusan ekspor. Riset pasar internasional kini bisa diakses secara gratis melalui situs seperti TradeMap.org, Google Market Finder, hingga laporan dari World Bank dan IMF.

Oleh sebab itu konflik perang memang menghadirkan tantangan baru dalam dunia ekspor, tetapi bukan berarti UKM harus berhenti melangkah. Dengan informasi lengkap, adaptasi strategi yang matang, serta memanfaatkan dukungan digital dan kebijakan pemerintah, UKM Indonesia tetap memiliki peluang besar untuk menembus pasar global meski di tengah krisis geopolitik.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img