Lion Parcel Sambut Aturan Baru Promo Ongkir dengan Inovasi Digital

Tangerang, 22 Mei 2025 – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) resmi memberlakukan pembatasan promo diskon ongkos kirim (ongkir) di platform e-commerce maksimal tiga kali dalam sebulan. Kebijakan ini diumumkan langsung oleh Menteri Komdigi, Meutya Hafid, pada Jumat (16/5/2025), sebagai langkah strategis dalam menciptakan persaingan usaha yang sehat di era pertumbuhan pesat ekonomi digital. Lion parcel sambut aturan baru promo ongkir dengan inovasi digital.

Langkah ini menimbulkan berbagai respons dari pelaku industri logistik dan e-commerce. Salah satu yang turut menyikapi adalah Lion Parcel, perusahaan jasa pengiriman yang berbasis di Indonesia.

Baca juga: Program Entrepreneur Hub Dorong Wirausaha Muda Indonesia

Chief Sales Officer Lion Parcel, Arif Wibowo, menyatakan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan kajian mendalam terhadap dampak kebijakan ini terhadap industri logistik dan model bisnis perusahaan.

“Kami tentu mendukung segala kebijakan pemerintah yang bertujuan menciptakan ekosistem perdagangan yang lebih sehat dan berkelanjutan,” ujar Arif, Selasa (20/5/2025).

Meskipun belum memberikan tanggapan teknis lebih lanjut, Lion Parcel menegaskan komitmennya untuk tetap menjunjung tinggi prinsip persaingan usaha yang sehat. Perusahaan percaya bahwa kualitas layanan harus menjadi kunci utama dalam memenangkan pasar, bukan hanya strategi promosi seperti diskon ongkir.

Baca juga: Digitalisasi Sertifikasi SNI Jadi Kunci Sukses Keramik

“Persaingan seharusnya dibangun di atas kualitas layanan yang berfokus pada pelanggan, tanpa praktik yang merugikan pelaku usaha lain,” tambah Arif.

Sebagai bentuk adaptasi terhadap dinamika industri logistik dan kebijakan baru ini, Lion Parcel terus memperkuat jaringan layanan melalui inovasi digital, efisiensi operasional, serta pengembangan infrastruktur. Perusahaan ingin memastikan bahwa layanan pengiriman tetap cepat, andal, dan kompetitif tanpa mengandalkan promosi ongkir.

Lebih lanjut, Arif menyampaikan bahwa meski e-commerce masih menjadi segmen penting, potensi pertumbuhan juga hadir dari sektor lain seperti ritel, social commerce, hingga B2B.

“Kami melihat kebutuhan logistik dari pelaku usaha di platform media sosial, komunitas reseller, hingga pengusaha lokal terus meningkat. Segmen B2B juga menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat,” tutupnya.

Dengan kebijakan pembatasan promo ongkir ini, industri logistik dihadapkan pada tantangan sekaligus peluang baru untuk bertransformasi, membangun layanan yang berkelanjutan, dan memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam ekosistem ekonomi digital nasional.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img