Tangerang, 16 April 2025 – Di tengah meningkatnya kekhawatiran akan krisis lingkungan, sebuah UMKM asal Bandung, Nicole’s Natural, membuktikan bahwa bisnis bisa berkembang tanpa mengabaikan keberlanjutan. Bermarkas di Kecamatan Bojongloa Kidul, usaha ini tidak hanya memproduksi perabot dapur berbahan solid wood, tetapi juga aktif mengkampanyekan gaya hidup ramah lingkungan hingga menembus pasar ekspor.
Didirikan oleh Cathy Alexandra, Nicole’s Natural awalnya memproduksi produk kecantikan alami sejak 2012. Namun, berbagai kendala, termasuk kesulitan mendapatkan izin BPOM, membuat Cathy mengalihkan fokus bisnisnya. Titik balik terjadi ketika konsumen lebih tertarik pada wadah kayu tempat produk kecantikan itu dipajang. Sejak 2016, Cathy resmi beralih memproduksi perabot dapur ramah lingkungan berbahan kayu jati, trembesi, dan kayu sawo.
Baca juga: Digitalisasi Bukan Tren, Tapi Kebutuhan Mutlak Bagi Dunia Usaha
Nicole’s Produk Lokal dengan Kualitas Global
Kini, Nicole’s Natural memiliki sekitar 200 jenis produk mulai dari sendok, gelas, nampan, piring, garpu, hingga sedotan kayu. Produk ini tidak hanya digunakan sebagai alat makan, tetapi juga berfungsi sebagai elemen dekorasi rumah yang estetik. Harga yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari Rp26 ribu hingga lebih dari Rp1 juta.
Dikerjakan oleh tim perajin lokal, produk Nicole’s Natural telah merambah pasar luar negeri, termasuk Korea Selatan dan Australia. “Kami pernah mendapat order ribuan pcs dari Korea Selatan,” ujar Cathy. Dalam sebulan, omzet yang diraih bisa mencapai Rp250 juta.
Baca juga: AutoLaris Dorong Bisnis Lokal Melaju Lewat Integrasi Teknologi Digital
Bahan Baku Legal dan Ramah Lingkungan Nicole’s
Cathy memastikan seluruh bahan baku diperoleh secara legal dengan bekerja sama dengan Perhutani, untuk memastikan keberlanjutan lingkungan. Kayu yang digunakan berasal dari hutan-hutan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan ditebang dengan prosedur yang memperhatikan aspek keberlanjutan.
Didukung Pelatihan dan Riset Pasar
Keberhasilan Cathy juga tak lepas dari dukungan pelatihan dari Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Mulai dari pelatihan 5R, marketing, hingga penataan ruang kerja telah membantu meningkatkan efisiensi dan profesionalisme bisnisnya.
Cathy juga secara rutin melakukan riset pasar dan tren desain produk agar tetap relevan. “Kami terus menyesuaikan model dan desain produk sesuai permintaan pasar,” jelasnya.
Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam hal legalitas ekspor. Beberapa negara mensyaratkan sertifikat FSC (Forest Stewardship Council), yang belum sepenuhnya tersedia di Indonesia. Hal ini menjadi PR penting bagi pemerintah dan pelaku UMKM untuk memperkuat daya saing global.
Menginspirasi UMKM Lain
Nicole’s Natural adalah bukti bahwa UMKM tidak hanya bisa bertahan, tapi juga bersinar di panggung internasional asal berani berubah, berinovasi, dan peduli lingkungan. “Kami tidak hanya menjual produk, tapi juga gaya hidup ramah lingkungan,” pungkas Cathy.