Inovasi dan Digitalisasi Ubah Wajah Industri Mebel Indonesia

Tangerang, 10 Maret 2025 – Pelaku industri mebel dan kerajinan Indonesia dituntut untuk memiliki kemampuan riset dan pengembangan pasar yang kuat guna menembus pasar internasional. Dengan riset yang tepat, industri dapat memahami preferensi konsumen di negara tujuan dan menghadirkan produk sesuai kebutuhan pasar global.

Langkah ini sejalan dengan strategi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam mendukung pertumbuhan industri furnitur nasional. Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menyebut bahwa Kemenperin telah menjalankan berbagai program strategis, termasuk fasilitasi peningkatan pasar dan penguatan riset referensi pasar. Pada 2024, enam perusahaan furnitur telah mendapatkan dukungan melalui program Pengembangan Konsep Desain Industri Furnitur.

Baca juga: Politeknik ATK Yogyakarta Jadi Pusat Pelatihan Industri Kulit Dunia

Selain itu, Kemenperin juga menggelar program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Pengolahan Kayu berupa reimbursement untuk pembelian mesin baru. Peremajaan mesin ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, kapasitas, serta kualitas produk furnitur Indonesia.

Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur, menegaskan bahwa pengembangan riset dan teknologi berperan penting dalam membantu pelaku usaha menembus pasar dunia. “Produk furnitur harus disesuaikan dengan kondisi iklim negara tujuan agar memiliki usia pakai yang lebih panjang,” ujarnya.

Di era digital, pemanfaatan teknologi menjadi kunci sukses industri furnitur menembus pasar internasional. Laporan Statista memprediksi bahwa pasar e-commerce furnitur global akan mencapai lebih dari USD 40 miliar pada 2030. Oleh karena itu, pelaku usaha didorong untuk memanfaatkan strategi omnichannel retailing, yang menggabungkan pemasaran online dan offline.

Beberapa pelaku industri sudah mulai menggunakan platform media sosial seperti Instagram untuk mempromosikan produk mereka. Namun, diperlukan peningkatan literasi digital agar mereka dapat mengoptimalkan SEO, membuat caption menarik, serta menampilkan produk dengan cara yang lebih menarik bagi pelanggan global.

Vaibhav Bhandari, Portfolio Director NürnbergMesse India, dalam seminar IFEX 2025 menyatakan bahwa digitalisasi, termasuk e-commerce, akan sangat membantu promosi dan penjualan produk furnitur, khususnya untuk target pasar anak muda.

Pameran IFEX 2025 menjadi ajang bagi industri furnitur Indonesia untuk menampilkan produk unggulan berbahan dasar kayu, rotan, bambu, besi, kaca, dan material daur ulang. Salah satu produk menarik yang dipamerkan adalah replika Groot dari potongan kayu dan patung Gorilla raksasa berbahan logam.

Baca juga: Dinas Koperasi Bone Targetkan 50% UMKM Go Digital

Presiden Direktur Dyandra Promosindo, Daswar Marpaung, menegaskan bahwa produk di IFEX telah melalui proses kurasi ketat. “Kami berusaha menampilkan produk yang unik, menarik, dan berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar global serta meningkatkan nilai ekspor industri furnitur nasional,” ujarnya.

Dengan berbagai strategi riset, inovasi teknologi, serta digitalisasi pemasaran, industri mebel dan kerajinan Indonesia diharapkan dapat terus berkembang dan bersaing di pasar global.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img