Politeknik ATK Yogyakarta Jadi Pusat Pelatihan Industri Kulit Dunia

Tangerang, 10 Maret 2025 – Industri kulit dan alas kaki Indonesia terus menunjukkan daya saing global dengan menghasilkan produk berkualitas tinggi. Pertumbuhan sektor ini didorong oleh permintaan domestik dan luar negeri yang signifikan, sehingga memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional.

Berdasarkan data World Footwear Yearbook 2023, Indonesia menempati posisi lima besar sebagai negara produsen alas kaki terbesar di dunia dengan produksi mencapai 807 juta pasang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 445 juta pasang diekspor ke berbagai negara, menunjukkan bahwa 55,4 persen produksi alas kaki Indonesia diminati konsumen mancanegara.

Baca juga: UMKM Sultra Naik Kelas Berkat Sertifikasi Halal di Zona Khas Al Alam

“Ini menunjukkan bahwa tenaga kerja serta industri alas kaki dalam negeri memiliki produktivitas dan kemampuan yang tinggi. Peran SDM yang kompeten menjadi salah satu faktor utama yang membuat industri kulit dan alas kaki nasional mampu bersaing di kancah internasional,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (6/3).

Sebagai upaya meningkatkan daya saing industri, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen menyediakan tenaga kerja yang kompeten sesuai kebutuhan industri saat ini. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Masrokhan, menyatakan bahwa pihaknya terus mendorong kinerja industri nasional melalui pengembangan SDM yang berdaya saing global.

Dalam rangka pengembangan SDM industri alas kaki, Kemenperin melalui BPSDMI menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Sri Lanka, yang difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri dan Export Development Board (EDB) Sri Lanka. Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan keahlian tenaga kerja industri nasional dan memperkenalkan praktik terbaik (best practice) di Indonesia kepada dunia.

Program kerja sama ini mencakup pelatihan pengolahan produk kulit bagi tenaga kerja industri Sri Lanka. Pelatihan akan diselenggarakan di Politeknik ATK Yogyakarta, yang merupakan unit pendidikan vokasi Kemenperin dengan spesialisasi industri kulit dan alas kaki.

“Pelatihan ini sepenuhnya dibiayai oleh EDB Sri Lanka dan akan berlangsung selama dua minggu pada Agustus 2025, dengan peserta sebanyak 10 orang,” jelas Direktur Politeknik ATK Yogyakarta, Sonny Taufan.

Sebelum pelatihan dimulai, peserta akan menjalani pre-test untuk mengukur tingkat kompetensinya. Selain itu, peserta juga akan melakukan kunjungan ke industri terkait guna mempelajari sistem produksi di Indonesia secara langsung.

“Kami sangat senang mendapatkan kesempatan kerja sama ini. Tenaga kerja industri di Sri Lanka membutuhkan pembelajaran lebih lanjut dari Indonesia dalam bidang pengolahan kulit, khususnya untuk produk alas kaki,” ungkap Head of Mission Kementerian Luar Negeri Sri Lanka, Nilanthi K. Pelawaaththage.

Politeknik ATK Yogyakarta dinilai sebagai pilihan tepat untuk fasilitator pelatihan karena memiliki spesialisasi di bidang industri kulit dan alas kaki. Politeknik ini telah mencetak banyak tenaga kerja dan wirausahawan yang kompeten dalam teknologi pengolahan kulit dan produk turunannya, seperti sepatu, jaket, tas, dan sarung tangan.

Baca juga: Sa’adah Global Perkenalkan Solusi Industri Halal di IMMO 2025

Sebelumnya, Politeknik ATK Yogyakarta juga pernah menjadi fasilitator pelatihan penyamakan kulit bagi tenaga kerja industri Tanzania dari tahun 2022 hingga 2024. Program tersebut meliputi pelatihan daring, pelatihan luring di Politeknik ATK Yogyakarta, serta pengiriman tenaga ahli ke Tanzania.

Kerja sama antara Indonesia dan Sri Lanka ini semakin menegaskan posisi industri kulit dan alas kaki Indonesia sebagai pemain global yang mampu bersaing dan menjadi pusat pengembangan SDM bagi industri serupa di berbagai negara. Dengan kolaborasi internasional ini, diharapkan industri kulit dan alas kaki Indonesia terus berkembang dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img