Tangerang, 3 Februari 2025 – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, baru-baru ini melakukan pertemuan dengan Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab (UEA), Suhail Al-Mazroui. Pertemuan tersebut bertujuan membahas berbagai kerja sama strategis di beberapa sektor penting, termasuk energi hijau, infrastruktur, pertahanan, serta investasi UAE di Indonesia.
Salah satu hal yang menjadi fokus utama dalam pembicaraan adalah donasi sebesar 50 juta dolar AS dari UEA untuk mendukung program reforestasi hutan di Indonesia. Dana ini akan digunakan untuk menghijaukan kembali hutan Indonesia dan akan diimplementasikan dalam kunjungan resmi His Highness Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan ke Indonesia, yang rencananya akan segera dilaksanakan. “Program penghijauan ini menjadi salah satu langkah penting dalam kerjasama kami untuk menjaga kelestarian alam Indonesia,” ujar Luhut dalam keterangan resminya, Sabtu (1/2/2025).
Baca juga: UMKM perempuan Memanfaatkan Digitalisasi untuk Bisnis
Pengelolaan Infrastruktur dan Energi Hijau
Selain isu penghijauan, Luhut juga mengungkapkan bahwa pembahasan melibatkan pengelolaan pelabuhan dan bandara di Jakarta dan Bali. Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan dua sektor penting tersebut. Luhut juga menambahkan bahwa UEA menunjukkan minat besar untuk berinvestasi di sektor perhotelan BUMN melalui skema joint venture.
Di sektor energi, UEA berkomitmen untuk mendukung Indonesia dalam mengembangkan energi hijau, termasuk proyek geothermal, tenaga angin, hydropower, serta panel surya. Hal ini menjadi bagian dari upaya bersama untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di kedua negara.
Baca juga: UMKM Tangerang Selatan Ikuti Seminar Digitalisasi Keuangan
Pembangunan Perumahan dan Infrastruktur Strategis
Dalam bidang perumahan, UEA siap membantu konstruksi dan pembiayaan untuk program pembangunan 3 juta rumah di Indonesia, yang merupakan salah satu prioritas pemerintah. UEA juga turut mendukung peningkatan standar internasional pada pelabuhan seperti Tanjung Priok dan Makassar, serta sektor kelistrikan yang memiliki potensi hingga 62 GW.
Selain itu, kerjasama pertahanan juga menjadi bagian dari pembahasan, di mana UAE menunjukkan ketertarikannya untuk memproduksi senjata ringan dan senapan serbu.
Proyek Strategis Lainnya
Luhut juga membahas beberapa proyek strategis yang tengah berlangsung, seperti pembangunan Rumah Sakit Kardiologi Emirates-Indonesia di Surakarta yang hampir selesai, serta pengembangan Bandara Bali Utara yang masih dalam tahap studi. Proyek lainnya termasuk pengolahan alumina dengan kebijakan hilirisasi yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia di sektor ini.
Selain itu, Indonesia dan UEA juga berencana membangun Pusat Data Nasional, mengembangkan Financial Center di Ibu Kota Negara (IKN), serta mendirikan International Mangrove Research Center di Bali sebagai upaya menjaga kelestarian alam dan mendorong riset ilmiah di bidang lingkungan.
Pernyataan Luhut tentang Kerja Sama yang Lebih Lanjut
Luhut menegaskan bahwa semua inisiatif ini mencerminkan komitmen kuat UEA terhadap pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Ia optimis bahwa hubungan kerja sama antara kedua negara akan terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar di masa depan.
Dengan adanya berbagai kerja sama strategis di berbagai sektor, diharapkan hubungan Indonesia dan UEA dapat terus berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi perekonomian serta lingkungan hidup kedua negara.