Tangerang, 14 November 2024 – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) mengungkapkan adanya tren kenaikan rasio non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah. Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, mengonfirmasi bahwa meski terjadi kenaikan NPL, pihaknya tidak terlalu khawatir karena fenomena ini dianggap sebagai siklus dalam perekonomian.
Supari menjelaskan bahwa kenaikan NPL terjadi karena banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) mengalami penurunan omzet yang cukup signifikan, yakni antara 40% hingga 60%. Hal ini disebabkan oleh daya beli masyarakat yang menurun, yang pada akhirnya berdampak pada pendapatan pelaku UMKM.
Baca juga: Sukabumi Jadi Lokasi Uji Coba Makan Bergizi Gratis
“Kalau masyarakat sekitar itu daya belinya turun, omzetnya [UMKM] turun enggak? Turun, sehingga kapasitas untuk memenuhi kebutuhannya juga turun. Maka ada tren gitu ya, sekarang ini NPL-nya naik,” ujar Supari setelah acara KUR Meets the Press di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, pada Rabu (13/11/2024).
Meskipun demikian, Supari optimis bahwa perekonomian Indonesia akan segera membaik, terutama dengan adanya berbagai program unggulan yang diselenggarakan oleh pemerintah, seperti program makan bergizi gratis. Program ini diharapkan dapat membantu UMKM, khususnya di sektor makanan dan minuman, serta petani, peternak, dan nelayan, untuk kembali meningkatkan omzet mereka.
“Kalau makronya bagus, pertumbuhan ekonominya juga bagus, maka nanti kita juga akan longgarkan itu, parameter-parameter itu,” tambahnya. Supari meyakini bahwa dengan kebijakan yang tepat, perekonomian akan kembali stabil, dan sektor UMKM dapat terus berkembang.
Baca juga: Ini Manfaat Sertifikasi HKI untuk UMKM
Sementara itu, Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kemenko Perekonomian, Gede Edy Prasetya, menyatakan bahwa secara keseluruhan, rasio NPL masih terkendali di angka 2,19%. “Jadi, kemarin ada isu yang mengatakan NPL 5% itu tidak benar,” tegas Gede. Ia juga menjelaskan bahwa pemerintah terus berkoordinasi dengan lembaga penjamin dan penyalur KUR untuk menjaga agar NPL tetap terkendali.
Hingga 31 Oktober 2024, total outstanding KUR yang disalurkan mencapai Rp490 triliun kepada 48,63 juta debitur dengan NPL yang terjaga pada level 2,19%. Pemerintah dan lembaga keuangan seperti BRI terus berupaya menjaga agar kredit bagi UMKM dapat berjalan dengan lancar, meskipun ada tantangan dalam situasi perekonomian saat ini.