Program 3 Juta Rumah Jadi Harapan Sektor Semen Indonesia

Tangerang, 08 November 2024 – Industri semen Indonesia menunjukkan tren stagnan dan bahkan penurunan pada kuartal ketiga tahun 2024. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatatkan pendapatan neto sebesar Rp13,32 triliun pada kuartal III 2024. Meskipun ada kenaikan 3,03% YoY dari Rp12,92 triliun pada periode yang sama tahun lalu, pertumbuhannya terbilang cukup rendah mengingat tantangan ekonomi yang dihadapi sektor ini.

Di sisi lain, PT Cemindo Gemilang Tbk (Semen Merah Putih) mengalami penurunan pendapatan sebesar 5,34% YoY. Pendapatan perusahaan ini tercatat sebesar Rp6,49 triliun hingga kuartal III 2024, berkurang dari Rp6,86 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini mengindikasikan bahwa industri semen masih menghadapi tantangan yang cukup besar.

Baca juga: Disperindag Jabar Siapkan Fasilitas Sertifikasi Gratis untuk UMKM

Sebagai langkah strategis untuk meningkatkan permintaan semen, pemerintah Indonesia mengusulkan program pembangunan 3 juta rumah, yang diharapkan dapat mendongkrak kebutuhan semen nasional yang sedang lesu. Dani Handajani, Corporate Secretary INTP, menyatakan bahwa perseroan menyambut baik program ini dan siap memasok kebutuhan semen. Namun, mereka masih menunggu rincian lebih lanjut mengenai lokasi dan skema pendanaan dari pemerintah terkait pelaksanaan program tersebut.

Sementara itu, Cemindo Gemilang mengandalkan inovasi modular pracetak untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang cepat dan efisien. Anak perusahaan mereka, PT Motive Mulia, memproduksi beton modular pracetak yang dinilai dapat memangkas waktu dan biaya pembangunan rumah, menjadikannya pilihan tepat untuk percepatan pembangunan hunian, terutama di kawasan perkotaan. Solusi ini juga mendukung penggunaan semen non-OPC yang lebih ramah lingkungan, sejalan dengan kebijakan pemerintah terkait sustainable construction.

Meskipun program pembangunan 3 juta rumah diharapkan dapat memberikan dorongan bagi sektor semen, Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Lilik Unggul Raharjo, mengungkapkan bahwa realisasi program ini masih membutuhkan dukungan anggaran yang memadai. Proyeksi ASI menunjukkan bahwa kebutuhan semen untuk program tersebut diperkirakan mencapai tambahan 5,8 juta ton, namun implementasi penuh tergantung pada anggaran yang tercantum dalam RAPBN 2025 yang dipangkas menjadi Rp400,3 triliun dari Rp422,7 triliun pada tahun 2024.

Selain itu, industri semen Indonesia menghadapi tantangan oversupply dengan utilisasi kapasitas produksi yang rendah, hanya sekitar 56%, yang menyebabkan inefisiensi produksi. Hal ini juga diperparah dengan aturan Zero ODOL yang akan diterapkan pemerintah, yang memerlukan peningkatan kapasitas armada angkut hingga 155% untuk memenuhi standar ini, yang pada gilirannya dapat menaikkan biaya logistik.

Meski menghadapi berbagai tantangan, industri semen tetap berupaya mendukung inisiatif dekarbonisasi nasional, seperti program Net Zero Emission (NZE) 2050. ASI berharap pemerintah dapat memberikan insentif dan mendukung adopsi semen ramah lingkungan untuk mempercepat implementasi dekarbonisasi di sektor ini.

Baca juga: Peluang Ekspor Tekstil Indonesia Di Tengah Kebijakan Trump

Secara keseluruhan, meskipun program pembangunan rumah dapat menjadi harapan bagi sektor semen, pemulihan kinerja industri ini diperkirakan akan bergantung pada kebijakan pemerintah terkait anggaran infrastruktur dan dukungan untuk industri yang berkelanjutan.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img