Tangerang, 08 November 2024 – Industri batik di Indonesia semakin berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, ekspor batik Indonesia mencapai nilai sebesar USD 17,5 juta sepanjang tahun 2023, dan hanya dalam Semester I 2024, ekspor batik sudah menembus USD 9,45 juta. Pesatnya perkembangan industri ini turut dipengaruhi oleh semakin tingginya minat masyarakat terhadap batik lokal dan munculnya berbagai merek batik inovatif, salah satunya adalah Dama Kara.
Dama Kara, sebuah brand batik lokal yang dirintis oleh Nurdini Prihastiti di Bandung pada 2020, berhasil menarik perhatian publik dan berhasil menembus pasar ekspor. Berdiri di tengah pandemi COVID-19, Dama Kara memiliki visi mengubah persepsi bahwa batik tidak hanya untuk acara formal, tetapi juga bisa digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Menurut Nurdini, “Dama Kara menciptakan batik dengan model timeless dan motif simpel namun penuh makna agar bisa digunakan di berbagai momen.”
Baca juga: 92% Lulusan SMK Kemenperin Langsung Kerja
Produk-produk Dama Kara meliputi pakaian ready to wear seperti one-set batik dan outer batik, yang dipasarkan secara daring melalui platform e-commerce seperti Shopee. Koleksi ini dirancang dengan konsep serbaguna, seperti Suar Kebaya Encim Sleeveless dan Natha Outer, yang nyaman dan modis.
Selain fokus pada inovasi produk, Dama Kara berkomitmen memberdayakan masyarakat lokal dan penyandang disabilitas. Dalam proses produksinya, Dama Kara menggunakan teknik tradisional seperti batik, ikat, jumput, bordir, dan jahit jelujur. Nurdini menjelaskan bahwa mereka bermitra dengan penjahit rumahan, menyediakan alat dan modal, sehingga kini Dama Kara memiliki tiga sub-produksi dengan sekitar 20 penjahit.
Baca juga: Kementerian Keuangan Punya Lembaga Intelijen, Ini Alasannya
Dama Kara juga bekerja sama dengan yayasan di Bandung untuk memberdayakan difabel melalui kelas menggambar. Hasil karya difabel ini digunakan sebagai motif produk Dama Kara, seperti jaket berbahan suminagashi atau paper marbling, yang telah menjadi salah satu produk terlaris di Shopee.
Pertumbuhan Bersama Shopee
Shopee menjadi mitra strategis yang membantu Dama Kara meningkatkan penjualan. Nurdini mencatat peningkatan penjualan hingga 85% berkat Shopee Live, fitur interaktif yang memungkinkan konsumen melihat produk secara langsung. Pada momen tanggal kembar, Dama Kara melakukan live selama 24 jam, meningkatkan penjualan hingga 400% dibanding hari biasa. Momentum Ramadan dan Idul Fitri di bulan Maret 2024 juga menjadi puncak penjualan, dengan penonton harian mencapai lebih dari 4.000 orang.
Menurut Nurdini, “Fitur Shopee Live dan Shopee Video memberikan pengalaman belanja yang interaktif bagi konsumen dan membantu UMKM seperti Dama Kara naik kelas.” Selain untuk pasar Indonesia, produk Dama Kara kini dapat dinikmati konsumen di Malaysia, Singapura, dan Taiwan melalui Program Ekspor Shopee.
Dengan inovasi dan kolaborasi yang terus berkembang, Dama Kara menjadi contoh sukses UMKM yang mampu memadukan warisan budaya dengan teknologi modern, serta berkontribusi dalam perekonomian nasional melalui ekspor batik ke pasar internasional.