Tangerang, 08 November 2024 – Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam serta memiliki jumlah institusi keuangan syariah terbanyak di dunia, sehingga memiliki peluang besar dalam mengembangkan sektor ekonomi dan keuangan syariah. Jika potensi ini dimanfaatkan secara optimal, sektor ini dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya ini sejalan dengan visi Asta Cita yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Pada Juli 2024, pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah tercatat mencapai Rp597,89 triliun, meningkat 11,92 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam skala global, Indonesia menduduki peringkat ketiga di sektor ekonomi syariah, di bawah Malaysia dan Arab Saudi, menurut laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2023.
Baca juga: Edukasi Lingkungan dan Keuangan untuk Siswa SMA di Kemenkeu
Untuk memperkuat ekosistem ini, Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) sejak 2014. Pada tahun 2024, ISEF ke-11 digelar dengan tema “Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Ketahanan dan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan.” Festival ini terdiri dari Sharia Economic Forum, seminar dan workshop, serta Sharia Fair yang menampilkan produk-produk unggulan industri halal, UMKM, dan lembaga keuangan syariah. Rangkaian ISEF tahun ini juga menghadirkan Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF) 2024, menampilkan 233 desainer nasional dan internasional.
Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, ISEF berperan penting dalam membentuk ekosistem ekonomi dan keuangan syariah yang terintegrasi serta mendorong penguatan kelembagaan dan regulasi yang mendukung perkembangan sektor ini di tingkat nasional maupun daerah.
ISEF 2024 juga menghadirkan beberapa agenda baru, termasuk Kolaborasi Internasional High-Level Seminar Eksyar, World Zakat & Waqf Forum (WZWF), dan peningkatan skala kompetisi kuliner halal serta fashion muslim internasional. Selain itu, kolaborasi antara Bank Indonesia, Kementerian Koperasi dan UKM, serta Indonesian Fashion Chamber (IFC) memperkuat kehadiran ISEF sebagai platform promosi UMKM dan industri halal.
Untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi syariah, Bank Indonesia merancang program strategis seperti penguatan jaminan produk halal melalui implementasi “halal traceability.” Langkah lain yang dilakukan adalah digitalisasi sistem pembayaran, pencatatan keuangan, dan pelaporan unit bisnis. Optimalisasi ini bertujuan agar ekonomi syariah dapat menciptakan pertumbuhan yang inklusif, memperkuat kemandirian, dan ketahanan ekonomi nasional.
Penguatan investasi dan perbankan syariah pada proyek-proyek khusus, serta kolaborasi dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), juga menjadi fokus utama. Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan bahwa sinergi erat dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS), sangat diperlukan untuk memperkuat inklusivitas ekonomi syariah di seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: Presiden Prabowo Buka Rakornas 2024 di Sentul
Melalui dukungan program ini, Bank Indonesia berkomitmen untuk mempercepat perkembangan ekonomi syariah. Ke depan, akselerasi ini diharapkan mampu menciptakan efek berganda (multiplier effect) bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih tangguh, terutama dalam menghadapi tantangan global. Digitalisasi diharapkan menjadi kunci untuk memperluas akses keuangan syariah di seluruh Tanah Air, membawa Indonesia semakin dekat pada visi sebagai pusat ekonomi halal dunia.