Program Kemenkeu Satu Aceh Dorong UMKM Berorientasi Ekspor Bersama Bea Cukai Aceh

Tangerang, 06 Oktober 2025 – Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Aceh terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui langkah-langkah strategis yang berfokus pada pengembangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berorientasi ekspor serta optimalisasi pemanfaatan barang milik negara (BMN) sebagai lahan produktif bagi masyarakat.

Dalam kegiatan bertajuk “Program Dukungan Kemenkeu Satu Aceh terhadap UMKM” yang diselenggarakan pada Rabu (24/09) di Gedung Keuangan Negara (GKN) Banda Aceh, Kanwil Bea Cukai Aceh turut hadir memberikan materi pendampingan bagi pelaku UMKM. Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat, Muparrih, menjelaskan pentingnya pemahaman tentang incoterms, yaitu aturan yang mengatur hak dan kewajiban antara eksportir dan importir.

Baca juga: UMKM Nutsafir Lombok Siap Go Global Lewat Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025

Menurutnya, proses ekspor kini semakin mudah dilakukan karena telah bersifat paperless dan dapat diakses dari mana saja berkat layanan internet. “Kegiatan ini menjadi bukti nyata sinergi Kemenkeu Satu Aceh dalam mendukung UMKM agar tidak hanya sukses di dalam negeri, tetapi juga mampu menembus pasar global,” ujar Muparrih.

Sebagai tindak lanjut, Kanwil Bea Cukai Aceh juga melaksanakan asistensi langsung kepada para pelaku UMKM melalui program door to door. Salah satunya dilakukan dengan mengunjungi UMKM Maneh Karya, usaha kerajinan tangan milik Cut Maneh yang berlokasi di Lamjamee Dayah, Simpang 3, Aceh Besar, pada Kamis (25/09).

Maneh Karya dikenal sebagai UMKM tangguh yang memproduksi aneka kerajinan seperti tudung saji dan payung berbahan lokal, yang kini mulai dipasarkan melalui media sosial. Cut Maneh menyampaikan harapannya agar produk buatannya bisa dikenal lebih luas hingga ke pasar internasional. “Kami berharap adanya dukungan pelatihan digital marketing, pencatatan keuangan, bantuan modal, serta kemudahan distribusi produk,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Muparrih menegaskan bahwa kunjungan ke Maneh Karya merupakan bagian dari program penggalian potensi dan klasterisasi UMKM di Aceh. “Kami ingin memastikan kebutuhan UMKM terpetakan dengan baik sehingga mereka bisa memperoleh dukungan yang tepat, baik dari sisi pelatihan, pembiayaan, maupun akses pasar,” jelasnya. Ia juga mengajak pemerintah daerah dan instansi lain untuk turut serta mendukung pemberdayaan UMKM secara berkelanjutan.

Selain pendampingan, Bea Cukai Aceh juga mengambil langkah sosial dengan memberikan kontrak penggunaan lahan di kawasan wisata Pantai Ulee Lheue kepada puluhan pelaku UMKM. Langkah ini menjadi wujud nyata fungsi Bea Cukai sebagai perekat bangsa dengan memanfaatkan aset negara secara produktif guna memperkuat ekonomi kerakyatan dan menata kawasan wisata ikonik Banda Aceh tersebut.

Baca juga: Menteri UMKM Dukung Layanan Same Day Payment Untuk Percepatan Modal Usaha

Kepala Kanwil Bea Cukai Aceh, Bier Budy Kismulyanto, menegaskan bahwa program ini merupakan bentuk keberpihakan institusinya terhadap pertumbuhan ekonomi lokal. “Aset negara tidak boleh menjadi entitas yang diam dan pasif. Aset ini adalah milik rakyat dan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat,” tegas Bier.

Melalui berbagai program asistensi dan pemanfaatan aset produktif ini, Bea Cukai Aceh berharap para pelaku UMKM dapat naik kelas, memperluas pasar hingga ke luar negeri, serta berkontribusi dalam memperkuat ekonomi daerah dan nasional.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img