Tangerang, 10 September 2025 – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus memperkuat peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam menembus pasar global. Melalui program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor), Kemendag mencatatkan total transaksi sebesar USD 90,90 juta atau setara Rp1,49 triliun sepanjang periode Januari—Agustus 2025.
Nilai tersebut terdiri atas purchase order (PO) senilai USD 55,95 juta dan potensi transaksi sebesar USD 34,95 juta. Khusus pada Agustus 2025 saja, transaksi tercatat mencapai USD 861 ribu dalam bentuk PO.
Baca juga: Bea Cukai Parepare Fasilitasi Ekspor Bungkil Sawit ke Vietnam
Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan capaian ini menjadi bukti bahwa produk UMKM Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. “Hasil transaksi UMKM senilai USD 90,90 juta hingga Agustus ini bukan sekadar angka, melainkan bukti nyata bahwa produk UMKM kita mampu memenuhi standar global. Dengan akses, pendampingan, dan peluang bertemu buyer internasional, UMKM bisa bersaing sejajar dengan pemain besar,” ujarnya, Senin (8/9).
Selama delapan bulan, Kemendag telah menggelar 462 kegiatan business matching, terdiri dari 312 sesi pitching dengan perwakilan perdagangan RI di luar negeri serta 150 sesi pertemuan langsung dengan calon buyer internasional. Sebanyak 110 UMKM Indonesia dari berbagai sektor unggulan ikut serta, mulai dari fesyen, kerajinan, dekorasi rumah, furnitur, kopi, bambu, rempah-rempah, hingga makanan dan minuman olahan.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Fajarini Puntodewi, menyampaikan capaian ini adalah hasil sinergi antara pemerintah, perwakilan perdagangan RI di luar negeri, lembaga pembina UMKM, dan para pelaku usaha. Sedikitnya 15 lembaga pembina terlibat aktif, di antaranya Bank Indonesia, BNI, BRI, LPEI, PT Asuransi ASEI, Pertamina, Bank Jatim, serta jaringan Export Center di Surabaya, Batam, dan Balikpapan.
“Sinergi ini berhasil meningkatkan daya saing UMKM Indonesia di pasar internasional. Kami akan terus memperluas akses, memperkuat pendampingan, serta memastikan dukungan berbasis kebutuhan nyata, mulai dari sertifikasi, logistik, hingga pembiayaan,” kata Puntodewi.
Lebih jauh, Kemendag juga memberi perhatian pada pemberdayaan perempuan pelaku usaha. Business matching khusus perempuan telah digelar dengan melibatkan 14 eksportir wanita dari sektor makanan dan minuman, batik, dan tekstil, bekerja sama dengan perwakilan perdagangan RI di Swiss, Hungaria, Inggris, dan Malaysia.
Baca juga: UMKM Wajib Go Digital, Website dan Aplikasi Jadi Kunci Sukses di Era Digital
“Langkah ini merupakan wujud nyata dukungan terhadap peningkatan peran perempuan dalam perdagangan internasional. Kegiatan business matching untuk perempuan akan rutin dijadwalkan setiap akhir bulan,” pungkas Puntodewi.
Dengan capaian ini, UMKM Indonesia semakin menunjukkan potensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus memperkuat posisi di pasar ekspor global.