Program Prioritas Industri 2026 Dorong Ekonomi Inklusif

Tangerang, 08 September 2025 – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa sektor industri akan tetap menjadi penggerak utama perekonomian nasional. Hal tersebut ia sampaikan dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu (3/9), dengan agenda pemaparan arah kebijakan dan program prioritas Kementerian Perindustrian tahun 2026.

Dalam pemaparannya, Menperin menyebut industri pengolahan nonmigas ditargetkan tumbuh 6,52 persen pada 2026 dengan kontribusi 18,66 persen terhadap PDB nasional. Sektor ini juga diharapkan menyumbang 74,85 persen ekspor nasional serta menyerap 14,68 persen tenaga kerja. Selain itu, distribusi investasi di luar Jawa diproyeksikan meningkat hingga 33,25 persen sebagai upaya pemerataan ekonomi.

Baca juga: Pertamina Dorong UMKM Desa Dengan Energi Baru Terbarukan

Menperin menambahkan, pertumbuhan industri juga harus berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 6,79 juta ton karbon dioksida, sejalan dengan transformasi menuju industri hijau.

“Target ini mencerminkan tekad pemerintah menjadikan industri sebagai penggerak utama perekonomian nasional. Pertumbuhan industri tidak hanya memperkuat struktur ekonomi, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat melalui lapangan kerja, peningkatan ekspor, dan daya saing,” ujar Menperin.

Untuk mewujudkan sasaran tersebut, Kemenperin menyiapkan berbagai program prioritas, antara lain:

  • Penguatan industri kecil dan menengah (IKM)

  • Penciptaan wirausaha baru

  • Percepatan hilirisasi sumber daya alam

  • Restrukturisasi mesin dan teknologi

  • Penguatan vokasi industri untuk membangun SDM kompeten

  • Pengembangan industri halal

  • Peningkatan pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

  • Percepatan pembangunan kawasan industri di berbagai wilayah

Selain itu, implementasi industri hijau menjadi fokus utama dengan penerapan efisiensi energi, teknologi bersih, dan prinsip keberlanjutan dalam proses produksi.

Menperin menegaskan bahwa industri manufaktur Indonesia memiliki resiliensi tinggi meski menghadapi tantangan global. “Pasar ekspor produk manufaktur kita terus meningkat, dan ini menjadi dasar optimisme bagi peluang usaha nasional,” imbuhnya.

Seluruh kebijakan Kemenperin disusun sejalan dengan ASTA CITA Presiden Prabowo Subianto dan agenda pembangunan nasional. Fokusnya adalah pertumbuhan yang inklusif, merata, serta berdaya saing global.

Baca juga: DPR RI Dorong UMKM Naik Kelas Melalui Tambahan Anggaran

“Selaras dengan ASTA CITA Presiden Prabowo Subianto, Kemenperin memastikan setiap kebijakan industri memberikan nilai tambah, memperkuat struktur ekonomi, dan mendorong pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia,” tegas Menperin.

Menurutnya, tahun 2026 akan menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam mempromosikan produk industri, memperluas pasar global, dan meningkatkan investasi. Dengan dukungan DPR RI, strategi pembangunan industri 2026 diharapkan berjalan optimal dan menjadi pijakan menuju visi Indonesia Emas 2045.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img