Kemenperin Finalisasi Program Kerja Sama Indonesia UNIDO Periode 2026–2030

Tangerang, 26 November 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkuat kemitraan strategis dengan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) melalui finalisasi Indonesia–UNIDO Programme for Country Partnership (IUPCP) periode 2026–2030. Kerangka kerja sama ini menjadi langkah penting dalam diplomasi industri Indonesia serta diharapkan menjadi platform komprehensif untuk mendukung pembangunan industri nasional, transformasi hijau, dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Kerja sama tersebut merupakan kelanjutan dari Indonesia–UNIDO Country Programme (IUCP) 2021–2025, yang selama empat tahun terakhir berhasil memberikan banyak capaian nyata. Kolaborasi antara Indonesia dan UNIDO telah mendorong peningkatan daya saing sektor industri, mempercepat adopsi teknologi hijau, memperbaiki efisiensi proses produksi, dan memperkuat standar industri berkelanjutan.

Baca juga: Pameran Industri INNOPROM 2026 Jadi Peluang Emas Ekspansi Manufaktur Indonesia

Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menegaskan bahwa kemitraan Indonesia–UNIDO menjadi fondasi penting bagi arah pembangunan industri nasional ke depan. Ia menyampaikan bahwa Indonesia tengah mempercepat transformasi industri hijau sebagai jalur utama menuju target Net Zero Emissions (NZE) 2060. Bahkan untuk sektor manufaktur, target pemenuhan NZE dipercepat hingga tahun 2050 untuk memastikan daya saing industri Indonesia tetap kuat di pasar global rendah karbon.

“Program seperti Global Eco Industrial Parks Programme (GEIPP) dan Global Greenchem Innovation and Network Programme (GGINP) telah memberikan dampak signifikan bagi sektor industri Indonesia selama periode 2021–2025,” ujar Wamenperin dalam pertemuan bilateral dengan UNIDO di Riyadh, Arab Saudi, Senin (24/11).

Pertemuan bilateral tersebut dipimpin langsung oleh jajaran tinggi UNIDO, termasuk Ciyong Zou, Deputy to the Director General & Managing Director, Directorate of Technical Cooperation and Sustainable Industrial Development, serta Francesco Azzena, Project Coordinator, UNIDO Regional Bureau for Asia & Pacific.

Kemenperin mencatat bahwa terdapat lima kawasan industri yang menjadi pilot project GEIPP fase kedua, yaitu:

  • Batamindo

  • MM2100

  • KIIC Karawang

  • Kawasan Industri Medan

  • Deltamas

Inisiatif ini diharapkan menjadi katalis percepatan implementasi kawasan industri hijau di seluruh Indonesia serta mendukung terciptanya ekosistem industri yang berkelanjutan.

Wamen menyampaikan bahwa finalisasi program kerja sama periode 2026–2030 akan memperluas dukungan teknis UNIDO bagi Indonesia. Fokus pengembangan mencakup:

  • Integrasi standardisasi dan sertifikasi industri

  • Penguatan ekosistem industri hijau

  • Hilirisasi dan rantai suplai global

  • Transformasi digital industri

  • Pengembangan kapasitas sumber daya manusia

  • Pembangunan kewilayahan industri secara menyeluruh

Selain itu, Kemenperin sedang mendorong pembentukan Eco-Industrial Park (EIP) Center di Pusat Industri Digital 4.0. Pusat ini akan berfungsi sebagai pusat keunggulan, inkubasi, dan akselerator transformasi kawasan industri hijau.

Indonesia dan UNIDO juga membahas peluang sinergi melalui BRICS Center for Industrial Competencies (BCIC), terutama dalam penguatan SDM industri, peningkatan daya saing industri kecil dan menengah (IKM), pengembangan ekonomi sirkular, dan percepatan transformasi digital Industri 4.0.

Wamen menegaskan bahwa transformasi industri hijau menjadi semakin relevan di tengah meningkatnya tuntutan global terhadap industri rendah emisi. “Industri adalah tulang punggung ekonomi nasional. Transformasi hijau adalah keharusan untuk menjaga keberlanjutan dan daya saing jangka panjang,” tegasnya.

Ia juga berharap implementasi program dapat diperluas ke luar Pulau Jawa agar manfaat pembangunan industri hijau dapat dirasakan secara merata oleh seluruh pelaku industri nasional.

Baca juga: Pelatihan IoT Perkuat Kompetensi SDM Menuju Industri 4.0

Kemenperin saat ini juga tengah memfinalisasi regulasi untuk mendukung transformasi kawasan industri hijau, termasuk standardisasi dan sertifikasi keberlanjutan untuk jangka panjang.

“Melalui kolaborasi dengan UNIDO, Indonesia ingin memastikan bahwa transisi industri hijau memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi masyarakat serta dunia usaha,” tutupnya.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img