Tangerang, 01 Agustus 2025 – Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Republik Indonesia menegaskan dukungan penuhnya terhadap inisiatif Asosiasi Muslimah Pengusaha Se-Indonesia (Alisa Khadijah) yang berada di bawah naungan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), dalam upaya mencetak pengusaha perempuan yang mandiri dan inspiratif.
Dukungan tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris Kementerian UMKM, Arif Rahman Hakim, saat memberikan sambutan dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-2 Alisa Khadijah-ICMI yang digelar di Semarang, Rabu (30/7).
Baca juga: Menteri UMKM Dorong Pelibatan UMKM dalam Program MBG
“Melalui acara ini, kita menyaksikan bahwa perempuan, khususnya muslimah, bukan hanya sekadar pengusaha. Mereka adalah agen perubahan yang mampu menggerakkan roda ekonomi dari tingkat lokal hingga nasional,” ujar Sesmen Arif.
Menurut data Sistem Informasi Data Tunggal (SIDT) Kementerian UMKM RI, dari total 17 juta pengusaha UMKM di Indonesia, 59 persen di antaranya adalah perempuan. Angka ini mencerminkan peran krusial perempuan dalam sektor usaha kecil dan menengah.
Lebih lanjut, Arif menyebut bahwa kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional telah mencapai lebih dari 60 persen. “Ini bukan sekadar statistik, tetapi bukti nyata bahwa perempuan memiliki andil besar dalam pembangunan ekonomi,” tegasnya.
Namun, Arif juga menyoroti sejumlah tantangan yang masih dihadapi oleh pengusaha perempuan, khususnya dalam hal akses pembiayaan dan pasar. Berdasarkan data OJK tahun 2024, hanya 18 persen UMKM perempuan yang memiliki akses terhadap layanan keuangan formal.
Menanggapi hal ini, Kementerian UMKM telah meluncurkan sejumlah program pemberdayaan perempuan, termasuk pelatihan, pendampingan, serta akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan KUR Syariah. Hingga 28 Juli 2025, total penyaluran KUR telah mencapai Rp154,1 triliun kepada 2,64 juta debitur, di mana 1,25 juta di antaranya adalah perempuan.
“Pemerintah juga tengah menyusun Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Kewirausahaan, di mana wirausaha perempuan menjadi salah satu tema utama,” tambah Arif.
Baca juga: UMKM Bali Ekspor Rempah dan Madu ke Hong Kong
Sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah, pada acara Rakernas ini juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian UMKM dan Alisa Khadijah-ICMI. Kolaborasi ini bertujuan memperkuat sinergi dalam pemberdayaan pengusaha mikro, kecil, dan menengah, khususnya perempuan muslimah.
Dengan dukungan kebijakan dan sinergi lintas organisasi, perempuan Indonesia diyakini akan terus menjadi motor penggerak ekonomi nasional, tidak hanya sebagai pelaku usaha, namun juga sebagai pilar perubahan sosial yang inklusif dan berkelanjutan.