Tangerang, 31 Juli 2025 – Kabar menggembirakan datang dari sektor ekspor Indonesia. Menteri Perdagangan Budi Santoso resmi melepas ekspor perdana produk rempah dan madu hasil produksi pelaku UMKM Bali, CV Naralia Group, ke pasar Hong Kong. Ekspor ini mencatat nilai transaksi sebesar USD 350.000 atau setara Rp5,6 miliar dan menjadi tonggak penting bagi perluasan akses pasar produk Indonesia ke mancanegara.
Pelepasan ekspor dilakukan pada Selasa (29/7) di Lini Cargo, Denpasar, Bali. Produk yang diekspor mencakup vanili, kayu manis, pala, dan madu, yang semuanya dihasilkan oleh pelaku UMKM lokal. Mendag Budi Santoso menyatakan bahwa keberhasilan ini menunjukkan kesiapan UMKM Indonesia untuk bersaing di pasar global.
Baca juga: Making Kemenperin Percepat Modernisasi Industri 4.0
“Ekspor ini menjadi inspirasi bagi UMKM lain bahwa mereka bisa menjadi eksportir dan berkontribusi nyata bagi ekonomi nasional,” ujar Mendag Budi.
Permintaan global terhadap produk rempah alami diproyeksikan tumbuh 5–6 persen hingga tahun 2028, didorong oleh tren hidup sehat dan konsumsi bahan alami. Indonesia sendiri merupakan eksportir rempah ke-4 dunia setelah India, Vietnam, dan Tiongkok. Sepanjang 2024, ekspor rempah Indonesia mencatat nilai sebesar USD 989,5 juta.
Direktur CV Naralia Group, Mulianingsih, menjelaskan bahwa butuh waktu lima tahun pendekatan untuk menembus pasar Hong Kong. “Dengan kualitas produk dan dukungan Kementerian Perdagangan, kami berhasil meyakinkan buyer hingga melakukan pembelian dalam jumlah besar,” ujarnya. CV Naralia Group sebelumnya telah mengekspor ke 11 negara lain termasuk Amerika Serikat, Australia, dan Spanyol.
Mendag juga memperkenalkan program UMKM BISA Ekspor sebagai inisiatif untuk mendorong UMKM Indonesia lebih adaptif dan inovatif. Program ini mencakup dukungan desain produk, standarisasi internasional, pelatihan SDM, serta promosi dan penjajakan pasar global. Pada semester I 2025, program ini telah memfasilitasi 609 UMKM dengan total transaksi ekspor mencapai USD 87,04 juta atau sekitar Rp1,4 triliun.
Gubernur Bali I Wayan Koster turut hadir dan menegaskan bahwa Bali kini tengah melakukan transformasi ekonomi dengan tidak lagi hanya bergantung pada pariwisata. “Kami dorong pengembangan produk dari hulu ke hilir agar memiliki nilai tambah dan mencerminkan identitas budaya, seperti penambahan aksara Bali di kemasan,” jelasnya.
Baca juga: Menteri UMKM Dorong Pelibatan UMKM dalam Program MBG
Pemerintah juga tengah mengembangkan program Desa BISA Ekspor, dengan 2.332 desa yang telah teridentifikasi untuk diberikan pendampingan ekspor, sebagai bagian dari strategi kolaboratif antara pemerintah pusat dan daerah.
Dengan sinergi kuat antara pemerintah dan pelaku usaha, ekspor perdana CV Naralia Group ini menjadi simbol nyata bahwa UMKM Indonesia tidak hanya mampu bertahan, tapi juga tumbuh dan berdaya saing di kancah global.