Tangerang, 21 Juli 2025 – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY semakin serius dalam mendorong pengembangan sektor industri ramah lingkungan untuk mendukung terciptanya ekonomi hijau di Yogyakarta. Program-program yang difokuskan pada produk berbasis ramah lingkungan ini menjadi bagian dari upaya besar Pemda DIY untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan di tengah pesatnya kemajuan zaman.
Menurut Kepala Disperindag DIY, Yuna Pancawati, program pengembangan produk ramah lingkungan bertujuan untuk mendorong para pelaku usaha di Yogyakarta memproduksi barang-barang yang lebih berkelanjutan. “Salah satunya melalui pengembangan produk berbasis daur ulang, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, serta penggunaan bahan alami,” ujarnya dalam keterangan resmi pada Minggu (20/7).
Baca juga: KKN UNSIKA Bantu UMKM Karangreja Tingkatkan Daya Saing Lewat Digitalisasi
Pemda DIY menyadari bahwa keberlanjutan lingkungan harus menjadi perhatian utama dalam setiap langkah pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, Disperindag DIY aktif melakukan kampanye dan sosialisasi mengenai pentingnya menggunakan produk ramah lingkungan yang dapat mengurangi dampak negatif terhadap alam dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Yuna juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat melalui berbagai acara podcast dan talkshow yang mengedukasi tentang promosi, branding, dan pentingnya produk ramah lingkungan. Selain itu, pelatihan produksi kerajinan berbahan alami dan daur ulang juga dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan pelaku usaha lokal. Beberapa pelatihan yang diadakan termasuk kerajinan berbahan limbah plastik, kayu, serta produksi pestisida dan pupuk organik berbahan limbah tembakau. Bahkan, pelatihan batik dengan pewarna alam turut diselenggarakan sebagai bagian dari upaya mempromosikan inovasi hijau.
Tidak hanya berhenti pada pelatihan, Pemda DIY juga menjalin kemitraan dengan dunia usaha dan lembaga swadaya masyarakat untuk memperluas akses pasar bagi produk ramah lingkungan. Dalam hal ini, Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta serta Balai Besar Kulit Karet dan Plastik Yogyakarta bekerja sama dalam menyediakan fasilitas pengembangan produk yang lebih berkelanjutan. Program ini juga mencakup pengadaan sarana produksi yang mendukung proses pembuatan barang-barang ramah lingkungan, termasuk mesin dan teknologi canggih.
Salah satu bentuk konkret dari upaya ini adalah pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal di sentra industri kecil menengah (IKM) batik. Program ini bertujuan mengurangi dampak negatif industri batik terhadap lingkungan sekitar, sekaligus meningkatkan keberlanjutan produksi batik di Yogyakarta.
Pemda DIY juga telah mengeluarkan sejumlah kebijakan yang mendukung terciptanya ekonomi hijau, seperti Perda DIY No. 1 Tahun 2024 tentang Ekonomi Hijau dan Pergub DIY No. 57 Tahun 2023 tentang Peta Jalan Pengadaan Barang/Jasa Berkelanjutan Tahun 2023-2025. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pengadaan barang dan jasa di lingkungan pemerintah DIY mengutamakan produk-produk ramah lingkungan, seperti bahan daur ulang, produk organik, dan barang yang telah memiliki sertifikasi keberlanjutan.
Dalam pandangannya, Yuna menambahkan bahwa generasi milenial dan Gen Z di Yogyakarta sangat responsif terhadap isu-isu keberlanjutan dan pelestarian lingkungan. “Generasi muda kini lebih peduli terhadap isu-isu keberlanjutan, pelestarian lingkungan, dan gaya hidup sehat,” jelasnya.
Program ini juga mendapatkan dukungan penuh dari DPRD DIY. Pada awal Juli, anggota Komisi B DPRD DIY melakukan kunjungan ke Sentra Kampung Batik Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul, untuk mendukung penyediaan sarana produksi batik yang lebih ramah lingkungan. Reda Refitra Safitrianto, anggota Komisi B, memberikan apresiasi atas pembangunan IPAL Komunal di Kampung Batik Giriloyo sebagai upaya mengurangi dampak negatif industri batik terhadap lingkungan.
Baca juga: Transformasi Digital UMKM, Marketplace PLN Mobile Tawarkan Peluang Baru
Reda juga menekankan pentingnya kolaborasi antarsektor yang saling mendukung untuk memastikan industri kecil menengah (IKM) batik memberikan manfaat ekonomi serta berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dengan kebijakan dan program yang sedang berjalan, Pemda DIY berkomitmen untuk mendorong sektor industri ramah lingkungan dan membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan. Diharapkan, melalui pengembangan produk ramah lingkungan dan kolaborasi antar sektor, Yogyakarta dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mewujudkan ekonomi hijau yang inklusif dan berbasis keberlanjutan.