Tangerang, 26 Juni 2025 – Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup halal, generasi muda—khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi—didorong untuk mengambil peran strategis dalam menyebarluaskan literasi produk halal di Indonesia. Hal ini mengemuka dalam gelaran PR Faircation 2025 yang digelar di Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta, dengan menghadirkan Wakil Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Afriansyah Noor, sebagai pembicara utama.
Dalam materinya yang bertajuk “Peran Mahasiswa sebagai Agen Perubahan dalam Pengembangan Ekosistem Halal Berkelanjutan”, Afriansyah menekankan pentingnya kontribusi mahasiswa dalam mengedukasi masyarakat, sekaligus membantu pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) mendapatkan sertifikasi halal. Ia mengajak mahasiswa menjadi bagian dari pendamping halal dalam program SEHATI (Sertifikasi Halal Gratis) yang digagas BPJPH.
Baca juga: Sinergi Banjarmasin Bangkitkan UMKM Digital
“Literasi halal tak cukup hanya disampaikan secara lisan atau akademik, tapi juga melalui praktik langsung dan pendekatan komunikasi kreatif,” jelasnya di hadapan 420 mahasiswa.
Wakil Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Afriansyah Noor, mengungkapkan bahwa peran mahasiswa sangat krusial, baik dalam menyampaikan literasi halal kepada masyarakat maupun mendampingi pelaku usaha kecil dalam proses sertifikasi halal. Salah satu bentuk keterlibatan yang ditawarkan adalah menjadi Pendamping Proses Produk Halal (PPH), terutama dalam mendukung program SEHATI (Sertifikasi Halal Gratis).
Penguatan pesan ini juga datang dari Sherly Annavita Rahma, content creator dan motivator muda, yang menyoroti pentingnya digital engagement. Ia mengajak generasi muda untuk tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga produsen konten yang membangun narasi positif tentang halal.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi UMB, Ahmad Mulyana, menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi jembatan antara dunia akademik dan kebutuhan industri komunikasi saat ini, terutama dalam mendukung isu strategis nasional seperti industri halal.
Baca juga: KKN UNTAG Surabaya Dorong Digitalisasi UMKM Konveksi
Sebagai penutup, keterlibatan mahasiswa dalam literasi halal bukan sekadar tren sesaat, tapi langkah konkret dalam menyiapkan Indonesia menghadapi bonus demografi. Dengan kemampuan komunikasi yang dimiliki, mahasiswa diharapkan menjadi ujung tombak dalam memperluas pemahaman halal sebagai gaya hidup yang berkelanjutan dan inklusif di tengah masyarakat digital masa kini.