Tangerang, 23 Juni 2025 – Industri furnitur terus menunjukkan peran strategis dalam mendukung pertumbuhan sektor agroindustri sekaligus memperkuat perekonomian nasional. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika, dalam pembukaan Indo Wood Expo 2025 – Surabaya Edition, Kamis (19/6).
Putu menegaskan bahwa sektor agro menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. “Pada Triwulan I tahun 2025, sektor agro berkontribusi sebesar 52,19% terhadap PDB industri pengolahan non-migas. Industri furnitur menjadi salah satu pilar penting dalam sektor ini,” ujarnya di Surabaya, Jawa Timur.
Baca juga: PT RRI Dorong Ekspor Mainan Buatan Indonesia
Industri furnitur nasional mencatat pertumbuhan positif dalam beberapa tahun terakhir. Di tahun 2024, kontribusinya terhadap PDB mencapai 1,15%, tumbuh 2,07% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi ekspor, nilai pengapalan furnitur Indonesia (HS 9401-9403) meningkat dari USD 1,85 miliar pada 2023 menjadi USD 1,91 miliar pada 2024, atau naik sekitar 3%.
“Pasar global furnitur sangat menjanjikan. Tahun ini nilainya mencapai USD 660 miliar dan diperkirakan tumbuh 4,9% per tahun hingga 2034. Ini adalah peluang emas bagi industri furnitur Indonesia untuk memperluas pangsa pasar ekspor,” jelas Putu.
Namun, tantangan global juga mengintai. Di antaranya adalah hambatan logistik akibat ketegangan geopolitik, regulasi lingkungan seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR), hingga persaingan produk furnitur impor berbahan logam dan plastik.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Kemenperin mendorong transformasi teknologi industri furnitur, seperti adopsi desain modular, penggunaan fitur pintar (smart features), serta pemanfaatan teknologi Augmented Reality (AR) dan 3D printing.
Sebagai langkah konkret, sejak 2022 Kemenperin meluncurkan program restrukturisasi mesin industri pengolahan kayu. Program ini memberikan reimburse sebesar 30% untuk pembelian mesin lokal dan 15% untuk mesin impor. Hingga saat ini, 33 perusahaan telah menerima total dana reimburse sebesar Rp20,6 miliar.
“Hasilnya nyata. Terdapat peningkatan efisiensi hingga 11%, mutu produk naik 21%, dan produktivitas meningkat hingga 24%,” ungkap Putu.
Baca juga: Baru 354 Industri di Jatim Tersertifikasi Hijau, IKM Masih Minim
Selain itu, pemerintah juga mendukung pengembangan industri furnitur melalui fasilitasi bahan baku, pelatihan SDM, riset pasar, hingga insentif fiskal seperti tax holiday dan super deduction tax.
Putu berharap Indo Wood Expo 2025 menjadi momentum penting untuk mendorong adopsi teknologi dan ekspansi pasar. “Kami apresiasi kepada HIMKI, Pablo Publishing & Exhibition, dan Dyandra Promosindo atas terselenggaranya pameran ini. Semoga menjadi katalisator kemajuan industri furnitur nasional,” tutupnya.