Tangerang, 21 Juni 2025 – Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) Kota Batam mencatat bahwa sektor kuliner masih menjadi tulang punggung utama dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah tersebut. Hingga akhir April 2024, tercatat sebanyak 1.748 pelaku UMKM berada di bawah binaan Pemerintah Kota Batam, dengan lebih dari 75 persen atau 1.376 usaha bergerak di bidang kuliner.
Kepala Dinas KUKM Batam, Hendri Arulan, menyampaikan bahwa sektor kuliner cenderung lebih fleksibel dan cepat beradaptasi terhadap perubahan permintaan pasar. Selain itu, usaha kuliner juga memiliki daya serap tenaga kerja yang tinggi, sehingga turut berkontribusi pada peningkatan pendapatan masyarakat.
Baca juga: Mandiri Taspen Gandeng Klik n Klin, Buka Peluang Bisnis Laundry untuk Pensiunan
“Sektor kuliner memiliki tingkat adaptasi yang cepat terhadap selera pasar dan kebutuhan konsumen. Ini yang membuatnya tumbuh lebih cepat dibanding sektor lain,” kata Hendri, Kamis (19/6/2025).
Adapun sisanya tersebar di sektor industri kreatif (199 usaha), jasa (88), obat tradisional (46), pertanian dan peternakan (11), serta perikanan (1 usaha).
Meski mengalami pertumbuhan, Hendri menyoroti tantangan yang masih dihadapi UMKM. Gejolak ekonomi seperti penurunan daya beli, lonjakan harga bahan baku, hingga terbatasnya akses pembiayaan menjadi hambatan yang kerap dialami pelaku usaha kecil.
“Karakteristik UMKM sangat rentan terhadap perubahan ekonomi makro. Jika ada krisis, usaha mereka yang pertama kali terdampak,” jelasnya.
Sebagai upaya perlindungan dan pemberdayaan, Pemerintah Kota Batam menyalurkan berbagai skema pembiayaan, termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR), dana bergulir, serta program pinjaman tanpa bunga untuk membantu UMKM tetap bertahan dan berkembang.
Selain fokus pada UMKM, Dinas KUKM juga tengah memperkuat sektor koperasi. Dari sekitar 1.300 koperasi di Batam, hanya sekitar 120 koperasi yang masih aktif menjalankan kegiatan usaha secara reguler. Pembinaan koperasi ke depan akan difokuskan pada peningkatan kapasitas kelembagaan dan digitalisasi usaha, guna menciptakan koperasi yang lebih sehat dan transparan.
Baca juga: Cara YouTuber Ini Raup Rp25 Juta dari YouTube Affiliate Tanpa Jualan Langsung
“Kami ingin koperasi menjadi entitas bisnis yang profesional, aktif, dan benar-benar memberikan manfaat ekonomi bagi anggotanya,” tegas Hendri.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga akhir 2024, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memiliki total 75.575 UMKM yang menyerap 156.997 tenaga kerja, menjadikan sektor ini sebagai salah satu penggerak utama ekonomi daerah.