Tangerang, 16 Mei 2025 — Petani buah melon dan semangka di Kabupaten Jember, Jawa Timur, menghadapi kesulitan besar akibat anjloknya harga jual saat musim panen raya. Akibatnya, banyak petani terpaksa membiarkan tanaman mereka membusuk di lahan, karena harga buah tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Anjloknya Harga Melon dan Semangka Buat Petani Jember Gagal Panen.
Seperti dialami Wahyudi, salah satu petani di Kelurahan Keranjingan, Kecamatan Sumbersari, yang memiliki 5 hektar lahan tanaman melon dan semangka. Ia memilih tidak memanen buahnya karena harga melon dan semangka turun drastis. Saat ini, harga melon hanya Rp 2.400 per kilogram, jauh dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 8.000 per kilogram. Sedangkan harga semangka anjlok menjadi Rp 3.000 per kilogram dari Rp 9.000 per kilogram. Anjloknya Harga Melon dan Semangka Buat Petani Jember Gagal Panen.
Baca juga: Penurunan Omzet UMKM Jadi Sorotan, Ini Strategi Pemerintah Mengatasinya
Penurunan harga ini sangat tidak menguntungkan bagi para petani, mengingat biaya tanam dan panen melon dan semangka mencapai sekitar Rp 50 juta per hektar. Jika tetap dipaksa memanen, hasil yang diperoleh hanya sekitar Rp 20 juta, sehingga mengalami kerugian besar.
“Saya sebenarnya ingin memanen, tapi harga sekarang terlalu murah. Tidak sesuai dengan biaya yang sudah dikeluarkan, jadi terpaksa kami biarkan dulu sampai busuk,” ujar Wahyudi, belum lama ini.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di Kelurahan Keranjingan, melainkan juga di berbagai daerah sentra penghasil melon dan semangka di Jember, seperti Ungkalan, Wuluan, dan Ambulu. Banyak petani yang memilih membiarkan tanaman mereka membusuk karena harga buah melon dan semangka belum menunjukkan tanda-tanda kenaikan meskipun sudah hampir sebulan sejak panen raya.
Baca juga: Sleman Pimpin Transaksi E-Pengadaan, 2.001 UMKM Terlibat
Situasi ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan untuk mencari solusi agar petani dapat kembali menikmati hasil yang layak dan tidak mengalami kerugian yang semakin dalam.