Tangerang, 10 Juni 2025 — Usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia memegang peranan penting dalam roda perekonomian nasional. Dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang mencapai lebih dari 60 persen dan serapan tenaga kerja di atas 90 persen, UKM menjadi tulang punggung ekonomi rakyat. Namun, di balik kekuatan domestik tersebut, kiprah UKM Indonesia di pasar ekspor masih tertinggal dibanding negara-negara tetangga.
Data Kementerian Perdagangan mencatat bahwa kontribusi UKM terhadap total ekspor nasional belum mencapai 20 persen. Angka ini masih jauh di bawah Malaysia, Thailand, atau Vietnam yang telah sukses mengintegrasikan UKM dalam rantai pasok global.
Kendala yang Dihadapi Pelaku UKM
Keterbatasan pemahaman prosedur ekspor menjadi salah satu hambatan utama. Banyak pelaku UKM yang belum familiar dengan dokumen ekspor, regulasi negara tujuan, atau metode pembayaran internasional. Kurangnya informasi dan pendampingan membuat proses ekspor terasa rumit dan menakutkan.
Selain itu, keterbatasan modal dan akses pembiayaan ekspor juga menjadi tantangan. Perbankan masih melihat UKM Indonesia sebagai sektor dengan risiko tinggi, sementara program pembiayaan ekspor khusus masih belum merata.
Standar produk juga sering menjadi penghalang. Banyak produk UKM belum memenuhi persyaratan kualitas dan sertifikasi internasional seperti ISO, HACCP, FDA (Amerika Serikat), atau EFSA (Uni Eropa).
Baca juga:Â Logistik Ekspor UKM: Tantangan dan Solusi bagi UKM Pemula
Langkah Strategis untuk Meningkatkan Ekspor UKM
Untuk mengejar ketertinggalan, strategi peningkatan daya saing UKM perlu dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan.
Pertama, edukasi dan literasi ekspor harus diperluas melalui pelatihan praktis, baik secara luring maupun daring. Pelaku UKM perlu dibekali pemahaman tentang strategi pasar internasional, pengemasan ekspor, dan digital marketing.
Kedua, digitalisasi UKM menjadi kunci. Pemanfaatan platform e-commerce global seperti Amazon, Alibaba, atau Etsy dapat membuka akses pasar yang lebih luas. Teknologi juga membantu efisiensi proses, mulai dari riset pasar hingga pemrosesan order ekspor.
Ketiga, perluasan akses terhadap program fasilitasi ekspor dan pembiayaan yang berpihak pada UKM. Dukungan seperti insentif pajak ekspor, pendampingan sertifikasi produk, hingga pembentukan klaster ekspor dapat memperkuat posisi UKM di pasar global.
Keempat, kolaborasi antar-UKM dalam bentuk koperasi ekspor atau komunitas ekspor bisa menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan skala produksi dan logistik.
Arah ke Depan
UKM Indonesia memiliki peluang besar untuk masuk ke pasar internasional. Namun, peluang ini hanya akan menjadi kenyataan jika seluruh ekosistem — dari kebijakan hingga pelaku usaha — mampu beradaptasi dengan cepat dan saling mendukung. Dengan strategi yang tepat, UKM bisa menjadi aktor utama dalam peningkatan ekspor nasional.