Industri Alat Kesehatan Lokal Dorong Ekspor Nasional

Tangerang, 10 Juni 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan industri alat kesehatan dalam negeri sebagai bagian dari prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Langkah ini bertujuan meningkatkan kemandirian sektor kesehatan nasional, mengurangi ketergantungan terhadap impor, serta memperluas lapangan kerja di sektor manufaktur.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Setia Diarta, menegaskan bahwa pemerintah serius mempercepat penguatan ekosistem industri alat kesehatan dari hulu ke hilir. “Arahan Bapak Presiden Prabowo dan Bapak Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sangat jelas, kita harus berdikari di sektor strategis, termasuk industri alat kesehatan,” ujarnya, Kamis (5/6).

Baca juga: Misi Dagang Indonesia ke Jepang Buka Peluang Ekspor Baru

Sebagai bagian dari peta jalan Making Indonesia 4.0, sektor alat kesehatan menjadi salah satu industri prioritas berbasis inovasi dan teknologi digital. Transformasi ini diharapkan menjadikan Indonesia sebagai pemain global dalam penyediaan alat kesehatan berkualitas, dengan kemampuan bersaing di pasar internasional.

Kemenperin mencatat beberapa produk unggulan alat kesehatan dalam negeri, seperti jarum suntik, hospital furniture, dan alat diagnostik, mulai menembus pasar ASEAN hingga Timur Tengah. Dorongan terhadap ekspor ini dilakukan seiring dengan upaya substitusi impor.

Dalam meningkatkan daya saing, Kemenperin juga mereformasi proses penghitungan dan penerbitan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) agar lebih transparan dan adaptif. “Dengan kebijakan TKDN yang tepat, pelaku industri dalam negeri dapat memperoleh manfaat optimal,” tambah Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, Solehan.

Salah satu langkah konkret adalah produksi lokal mesin CT scan oleh PT Forsta Kalmedic Global (anak usaha PT Kalbe Farma) bekerja sama dengan PT GE HealthCare. Berlokasi di Bogor, fasilitas ini memiliki kapasitas produksi 52 unit per tahun, dengan proyeksi kebutuhan nasional mencapai 306 unit hingga 2027.

“CT scan adalah alat diagnostik penting yang selama ini 100% masih impor. Produksi lokal akan memperluas akses layanan kesehatan dan menciptakan lapangan kerja baru,” ujar Yvone Astri Della Sijabat, Direktur Forsta.

Presiden & CEO GE HealthCare International, Elie Chaillot, menyebut kolaborasi ini akan mempercepat respons terhadap kebutuhan lokal sambil menjaga standar internasional. “Ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga pembangunan tenaga kerja terampil di bidang kesehatan,” katanya.

Baca juga: UMKM Indonesia Kini Miliki Pendampingan Hukum

Presiden Direktur Kalbe Farma, Irawati Setiady, menambahkan bahwa kemitraan strategis ini menunjukkan komitmen Kalbe dalam mendukung ketahanan kesehatan nasional. “Kami berharap penyediaan CT scan lokal dapat memajukan layanan kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” pungkasnya.

Dengan kolaborasi lintas sektor, Kemenperin optimistis industri alat kesehatan nasional akan tumbuh sebagai tulang punggung sektor kesehatan yang mandiri, inovatif, dan berkelanjutan, mengarah pada visi besar Indonesia Emas 2045.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img