Dari Limbah ke Energi, Solusi Bangun Indonesia Terapkan Ekonomi Sirkular di Industri Bahan Bangunan

Tangerang, 10 Juni 2025 – PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI), anak usaha dari PT Semen Indonesia Tbk, membuktikan bahwa industri bahan bangunan tidak hanya mampu berkontribusi pada pembangunan fisik, tetapi juga bisa menjadi bagian dari solusi terhadap krisis lingkungan. Melalui Peta Jalan Keberlanjutan 2030, SBI menerapkan serangkaian inovasi berbasis prinsip ekonomi sirkular, efisiensi energi, dan pelestarian lingkungan. Dari Limbah ke Energi, Solusi Bangun Indonesia Terapkan Ekonomi Sirkular di Industri Bahan Bangunan.

Direktur Utama SBI, Asri Mukhtar, menegaskan bahwa keberlanjutan telah menjadi fondasi strategi bisnis perusahaan. “Setiap inisiatif yang kami lakukan merupakan investasi jangka panjang untuk menciptakan pembangunan dan lingkungan yang resilien,” ujarnya, Senin (9/6/2025).

Baca juga: Tencent Games Gunakan Game Sebagai Alat Edukasi Lingkungan Hidup

SBI mencatat bahwa hingga kuartal I 2025, sebanyak 43,5% dari total pendapatan berasal dari produk dan layanan berkelanjutan, termasuk delapan varian semen dengan sertifikasi Green Label Gold. Melalui pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan bahan bakar alternatif, emisi karbon berhasil ditekan hingga 15,9% dibandingkan baseline 2010.

Dalam hal konservasi air, SBI menggunakan teknologi canggih seperti Programmable Logic Control (PLC) dan Internet of Things (IoT) di Pabrik Narogong, yang mampu menurunkan konsumsi air tawar dan sungai hingga 39.402 m³. Selain itu, perusahaan memanfaatkan 617.890 m³ air hujan dan 539.504 m³ air daur ulang dalam proses produksinya sepanjang 2024.

Upaya pengelolaan limbah juga menjadi sorotan. Bersama Bank Sampah Generasi Milenial (Basagemil) di Aceh dan Yayasan GotBag Indonesia, SBI mengumpulkan 5–10 ton sampah laut per bulan. Limbah tersebut kemudian diolah oleh unit Nathabumi menjadi bahan bakar alternatif (Refuse-Derived Fuel/RDF) di Pabrik Tuban. Hingga saat ini, SBI telah bekerja sama dengan 16 pemerintah daerah untuk pemanfaatan RDF sebagai substitusi batu bara.

Baca juga: UKM Indonesia Belum Unggul dalam Ekspor, Ini Solusinya

Atas dedikasi lingkungan ini, SBI menerima dua penghargaan Proper Emas dan satu Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sejak 2019, program tanggung jawab sosial perusahaan juga telah menjangkau lebih dari 1,4 juta penerima manfaat, dan seluruh pabriknya meraih Social License Index—pengakuan atas kontribusi positif bagi masyarakat sekitar.

“Industri harus berperan aktif dalam transisi menuju ekonomi hijau. Kami berkomitmen untuk terus mendukung target dekarbonisasi dan pencapaian SDGs secara konkret,” tutup Asri Mukhtar.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img