Tangerang, 4 Juni 2025 – Di tengah ketatnya persaingan bisnis, pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia mulai dihadapkan pada pilihan penting: Apakah mengandalkan AI vs Tenaga Manual ?
Pertanyaan ini semakin relevan ketika biaya operasional terus meningkat, sementara pasar menuntut kecepatan dan akurasi. AI kini hadir sebagai solusi yang mampu menggantikan sejumlah proses manual — dari pencatatan keuangan, pelayanan pelanggan, hingga produksi konten pemasaran.
Baca Juga: UKM Go Digital: Langkah Awal Memulai Toko Online di Marketplace
“Dengan tenaga manual, saya harus bayar pegawai per jam. Tapi pakai AI, saya cukup bayar langganan aplikasi bulanan,” ujar Dedi, pelaku UKM kuliner di Tangerang.
Dalam jangka pendek, menggunakan tenaga manusia memang terasa lebih fleksibel. Namun dalam jangka panjang, AI terbukti mampu menekan biaya hingga 30% melalui otomatisasi tugas-tugas berulang. Misalnya, penggunaan chatbot untuk menjawab pertanyaan pelanggan secara real time, atau aplikasi keuangan otomatis yang mencatat transaksi tanpa kesalahan.
Baca Juga: Cara Teknologi AI Membantu Bisnis UKM Lebih Cepat dan Efisien
Meskipun investasi awal untuk adopsi teknologi cukup besar, manfaatnya dalam meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kecepatan layanan menjadi nilai tambah yang signifikan. AI juga minim risiko human error dan dapat beroperasi 24 jam tanpa istirahat.
Namun demikian, peran manusia tetap dibutuhkan untuk pengambilan keputusan strategis dan pendekatan personal kepada pelanggan. Dengan keseimbangan yang tepat, UKM dapat memanfaatkan keunggulan AI tanpa menghilangkan sentuhan manusia. Maka, pilihan terbaik bukan antara AI vs tenaga manual, melainkan sinergi keduanya untuk hasil yang maksimal.
Keputusan untuk memilih AI atau tenaga manual sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan, skala bisnis, dan kesiapan digital. Yang pasti, penggunaan teknologi cerdas memberikan potensi efisiensi tinggi bagi UKM yang ingin naik kelas dan bersaing di era digital.
