Kemenperin Dorong UMKM Makanan dan Minuman Naik Kelas

Tangerang, 03 Juni 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya untuk terus mendorong pengembangan industri makanan dan minuman (mamin) nasional agar lebih inovatif dan mampu bersaing di pasar global. Industri mamin selama ini menjadi salah satu sektor prioritas karena kontribusinya yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) serta penyerapan tenaga kerja.

“Industri makanan dan minuman telah menjadi tulang punggung industri pengolahan nonmigas, dengan kontribusi signifikan terhadap PDB nasional dan penciptaan lapangan kerja,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pernyataan resminya, Senin (2/6).

Baca juga: BTN Dukung Fesyen Berkelanjutan Lewat IFW 2025

Menurut data Kemenperin, pada triwulan III-2024 industri mamin tumbuh sebesar 5,82 persen, melebihi pertumbuhan PDB nasional yang berada di angka 4,95 persen. Selain itu, sektor ini menyumbang 40,17 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas.

Peningkatan ini dipicu oleh lonjakan permintaan domestik dan ekspor, serta investasi yang meningkat pesat. Tercatat, realisasi investasi industri mamin mencapai Rp 30,23 triliun pada triwulan III-2024, tumbuh 28 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Di sisi ketenagakerjaan, industri mamin menyerap 3,6 juta tenaga kerja dari 1,7 juta UKM. Secara keseluruhan, sektor industri agro – termasuk industri mamin – telah menyerap 9,37 juta tenaga kerja sepanjang 2024.

Untuk memperkuat daya saing global, Kemenperin aktif mendorong kerja sama industri mamin dengan mitra internasional. Salah satu kolaborasi strategis terbaru adalah antara PT Niramas Pandaan Sejahtera (NPS), anak perusahaan PT Niramas Utama (NU) pemilik merek INACO, dengan Tarami Corporation Jepang.

Lewat kemitraan ini, NPS memproduksi jeli buah dalam kemasan cup melalui lini produksi Japan Quality Line, dengan standar tinggi seperti yang digunakan di Jepang. Kolaborasi ini juga didukung oleh Kawasho Foods Corporation dari Tokyo sebagai mitra pengadaan bahan baku.

Seluruh proses produksi dilakukan secara halal, membuka jalan bagi penetrasi produk jeli halal ke pasar global, khususnya negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Kerja sama ini merupakan hasil perjuangan selama dua tahun dalam menyelaraskan standar mutu, keamanan pangan, dan regulasi internasional.

Presiden Direktur NPS, Adhi S. Lukman, menyatakan bahwa sinergi lintas negara ini tidak hanya menciptakan produk berkualitas tinggi, tapi juga memperkuat kompetensi SDM lokal.

Baca juga: Petani Nunukan Raup Peluang Ekspor Rumput Laut

“Kami berkomitmen menghadirkan produk halal berkualitas global dan terus membangun sumber daya manusia yang kompeten dan produktif,” katanya.

Menperin Agus mengapresiasi langkah strategis ini dan berharap lebih banyak pelaku industri nasional mampu terlibat dalam rantai pasok halal global. “Dengan potensi besar sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia harus mampu menjadi produsen utama produk halal dunia,” tegasnya.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img