Tangerang, 2 Juni 2025 – Kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan semakin meningkat. Hal ini tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dan korporasi besar, tetapi juga oleh usaha kecil dan menengah (UKM). Dalam beberapa tahun terakhir, tren bisnis ramah lingkungan mulai menjadi strategi utama pelaku UKM di berbagai sektor. Kini, konsep keberlanjutan bukan lagi sekadar pilihan. Konsep ini menjadi bagian penting untuk menghadapi tantangan zaman dan membangun loyalitas konsumen jangka panjang..
Langkah-langkah ramah lingkungan yang diambil UKM beragam. Mulai dari penggunaan bahan baku alami, pengemasan tanpa plastik, hingga pengelolaan limbah produksi secara bertanggung jawab. Di beberapa kota, pelaku UKM kuliner sudah beralih dari kemasan styrofoam ke wadah berbahan kertas atau bahan yang mudah terurai. Di sektor kriya, pengrajin memilih bahan daur ulang seperti kain perca, kertas bekas, atau kayu limbah. Mereka mengolahnya menjadi produk dengan nilai jual tinggi.
Baca juga: Strategi Harga Produk UKM agar Tetap Kompetitif
Bagi UKM, adopsi praktik ramah lingkungan tidak hanya berkontribusi pada pelestarian alam, tetapi juga membuka peluang bisnis baru. Konsumen saat ini cenderung lebih memilih produk yang tidak hanya berkualitas, namun juga memiliki nilai etis dan berdampak positif bagi lingkungan. Label “eco-friendly” kini menjadi nilai tambah yang mampu meningkatkan citra merek dan memperluas pasar, terutama di kalangan generasi muda dan konsumen urban.
Transformasi
Namun, bertransformasi menjadi bisnis ramah lingkungan tentu tidak mudah. Diperlukan pengetahuan, komitmen, serta dukungan dari berbagai pihak. Sebagian pelaku UKM mengaku bahwa biaya awal untuk mengganti bahan baku atau sistem produksi bisa cukup tinggi. Oleh karena itu, peran pemerintah dan lembaga pendamping menjadi penting. Program insentif, pelatihan wirausaha hijau, serta kemudahan akses terhadap teknologi ramah lingkungan perlu terus didorong agar UKM tidak berjalan sendiri dalam proses transformasi ini.
Tak hanya itu, akses pembiayaan hijau (green financing) juga menjadi salah satu kunci. Lembaga keuangan mulai membuka ruang bagi pembiayaan usaha berorientasi lingkungan, namun sosialisasi dan literasi keuangan yang memadai tetap dibutuhkan agar UKM memahami peluang tersebut. Kolaborasi dengan komunitas lingkungan dan startup teknologi juga bisa membuka jalan bagi inovasi produk dan proses produksi yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Tantangan dan Dukungan untuk UKM Berbasis Keberlanjutan
Dalam jangka panjang, UKM ramah lingkungan bukan hanya tentang bisnis yang lebih “hijau”, tetapi juga tentang ketahanan usaha itu sendiri. Di tengah tantangan perubahan iklim dan kesadaran konsumen yang kian tinggi, UKM yang mengusung prinsip keberlanjutan akan lebih mampu beradaptasi dan bertahan.
Dengan menjalankan bisnis yang berpihak pada kelestarian alam, UKM turut memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan. Langkah kecil mereka, jika dilakukan secara konsisten dan kolektif, dapat membawa dampak besar bagi masa depan bumi dan generasi mendatang.