Peningkatan Akses Pembiayaan UMKM Perempuan

Tangerang, 27 Mei 2025 – Sekretaris Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Arif Rahman Hakim, menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan lembaga pembiayaan untuk memperluas akses permodalan bagi UMKM, khususnya yang dipimpin oleh perempuan. Hal ini disampaikan dalam kegiatan tahunan Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia (PPLIPI) yang tahun ini difokuskan pada pemberian bantuan modal bagi pelaku usaha perempuan.

Dalam acara yang digelar di Jakarta, Kamis (22/5), Arif mengungkapkan bahwa sebanyak 64,5 persen pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan. Angka ini menunjukkan peran vital perempuan dalam menggerakkan roda perekonomian nasional.

Baca juga: GETI Incubator dan Disnaker Kota Tangerang Gelar Pelatihan untuk Difabel Content Creator

“Ini membuktikan bahwa perempuan adalah fondasi penting dalam perekonomian nasional,” ujarnya. Ia juga memberikan apresiasi tinggi kepada PPLIPI atas komitmennya dalam mendukung pemberdayaan UMKM perempuan di berbagai sektor.

Namun, meski dominan secara jumlah, Arif menyampaikan bahwa pelaku usaha perempuan masih menghadapi banyak tantangan, terutama dalam akses pembiayaan formal. Berdasarkan data Survei SSKI-BI April 2025, hanya 18,85 persen pengusaha UMKM yang telah memperoleh akses pembiayaan formal, dengan total pembiayaan mencapai Rp1.496,44 triliun.

Salah satu hambatan utama adalah belum optimalnya pelaporan keuangan. “Sebanyak 92,26 persen UMKM belum memiliki laporan keuangan yang sesuai standar,” jelasnya, mengutip Data Sistem Informasi Data Terpadu (SIDT) Kementerian UMKM.

Menjawab tantangan tersebut, Kementerian UMKM telah meluncurkan berbagai program strategis, seperti BISLAF (Pendampingan Akses Pembiayaan dan Investasi Usaha Kecil), Sistem Pembiayaan Rantai Pasok Terintegrasi, dan beberapa inisiatif lain seperti Layanan Konsultasi Pajak UMK, KIK-EBA (Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragunan Aset), pembiayaan berbasis ekosistem klaster, hingga program Entrepreneur Goes to IPO.

Arif menekankan bahwa semua program ini membutuhkan dukungan kolaboratif. “Kolaborasi dengan lembaga pembiayaan menjadi kunci utama agar program permodalan UMKM ini dapat dirasakan langsung oleh para pelaku usaha perempuan,” katanya.

Baca juga: ISSEI 2025 Wujudkan Masa Depan Industri Baja Hijau

Ia juga memuji pendekatan berbasis komunitas seperti yang dilakukan PPLIPI, karena mampu menjangkau UMKM perempuan secara lebih inklusif dan berkelanjutan.

“Perempuan Indonesia telah membuktikan diri sebagai penggerak utama ekonomi keluarga dan bangsa. Semangat gotong royong seperti yang ditunjukkan PPLIPI hari ini adalah kekuatan besar yang harus terus kita jaga dan kembangkan,” pungkas Arif.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img