Tangerang, 21 Mei 2025 – Upaya pelestarian budaya dan kepedulian terhadap lingkungan hidup kini hadir dalam bentuk yang unik dan inspiratif. Di Yogyakarta, seorang seniman daur ulang bernama Iswahyudi menciptakan wayang dari sampah daur ulang, yang kini dikenal dengan sebutan Wayang Uwuh. Produk seni berbasis limbah ini tak hanya mencerminkan kecintaan terhadap budaya, tapi juga mengusung prinsip keberlanjutan.
Dalam keterangannya (19/5/2025), Iswahyudi menjelaskan bahwa ide ini muncul sejak tahun 2013. Ia memanfaatkan sampah plastik seperti botol air mineral sebagai bahan dasar, kemudian mengolahnya menjadi wayang setinggi satu meter.
Baca juga: Shopee Tambah Dukungan untuk UMKM Baru Mulai Juni 2025
“Dengan limbah ini, kami bisa menghasilkan karya seni yang tidak hanya bernilai estetika tetapi juga mendukung prinsip memayu hayuning bawono, menjaga keharmonisan alam,” jelas Iswahyudi.
Tak disangka, karya Wayang Uwuh ini telah menarik perhatian pasar internasional, termasuk dari Bangkok, Amerika Serikat, dan Australia. Iswahyudi berharap pemerintah dapat memberikan dukungan lebih terhadap upaya pelestarian budaya berbasis daur ulang ini.
Baca juga: Usaha E-Commerce Meroket di Indonesia, Ini 6 Provinsi Teratas
“Kami ingin budaya adi luhung Yogyakarta tetap hidup dan para pelakonnya tidak punah,” tegasnya.
Senada dengan Iswahyudi, pengrajin kreatif lainnya, Heru Wahyudi, memanfaatkan pipa paralon (PVC) bekas untuk menghasilkan berbagai kerajinan fungsional. Produk seperti vas bunga, asbak, dan hiasan dekoratif telah banyak dipesan oleh pelanggan dari luar Pulau Jawa.
Heru berharap para pelaku UMKM kerajinan daur ulang seperti dirinya mendapat pendampingan promosi dan pelatihan pemasaran dari pemerintah atau lembaga terkait.
“Kami butuh bimbingan dalam menjaring konsumen serta strategi penjualan,” ujarnya.
Fenomena kerajinan dari sampah daur ulang ini menjadi bukti bahwa seni, budaya, dan lingkungan dapat saling bersinergi. Karya-karya seperti Wayang Uwuh bukan hanya inovasi, melainkan cerminan bahwa budaya tradisional bisa bertahan dan berkembang lewat pendekatan kreatif dan ramah lingkungan.
Para pengrajin berharap karya mereka mendapat tempat yang layak di masyarakat serta dukungan berkelanjutan dari pemerintah daerah, sehingga potensi budaya lokal dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang.