Wirausaha Muda Fesyen dan Kriya Siap Naik Kelas Bersama CBI

Tangerang, 20 Mei 2025 – Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) terus memperkuat komitmennya dalam mencetak wirausaha baru yang tangguh dan adaptif. Salah satu program unggulan yang rutin digelar adalah Creative Business Incubator (CBI), yang fokus memberikan pendampingan bisnis bagi pelaku industri kreatif, khususnya di sektor fesyen dan kriya.

Tahun ini, Program CBI 2025 kembali dilaksanakan oleh Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) bekerja sama dengan praktisi dan akademisi di bidang kewirausahaan. Program ini memasuki tahap coaching atau pendampingan intensif, sebagai kelanjutan dari tahap klasikal yang sudah digelar sebelumnya.

Baca juga: Kolaborasi Le Minerale dan Kivee Ciptakan Fashion dari Limbah Plastik yang Bermanfaat

“Penelitian menunjukkan bahwa bisnis akan lebih bertahan dan berkembang jika mendapatkan pendampingan dari mentor,” ungkap Dirjen IKMA, Reni Yanita, Minggu (18/5). Sebanyak 10 pelaku IKM terpilih akan dibimbing secara langsung oleh mentor yang berpengalaman untuk membantu mereka naik kelas dan menghadapi tantangan bisnis.

Riset dari Universitas Ciputra mengungkapkan bahwa 74,03% bisnis lebih bertahan dan berkembang setelah mendapatkan pendampingan mentor. Program CBI dirancang selama lima bulan dengan pendekatan yang terstruktur, bertujuan menciptakan pertumbuhan bisnis berkelanjutan.

Peserta coaching tahun ini antara lain: Delova Wardro, Hanabira, CV. Amod Bali, Wira’s Silver Bali, PT Karya Rappo Indonesia, Kalasiris, JB Etnnic, Astraea Leather Craft, dan Ulur Wiji. Mereka diharapkan dapat mengikuti jejak sukses alumni CBI sebelumnya seperti Rubycraft, Smarbatik, dan Lumos, yang telah berhasil menembus pasar internasional dan mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi.

Sementara itu, rasio kewirausahaan Indonesia berdasarkan laporan GEM 2023 mencapai 21,6%, lebih tinggi dibanding negara ASEAN lainnya. Namun demikian, tantangan ke depan adalah meningkatkan nilai tambah dan produktivitas dari pelaku wirausaha agar tidak hanya banyak, tetapi juga berkualitas dan berdaya saing tinggi.

“Program CBI bukan hanya soal pelatihan, tapi juga menciptakan ekosistem kewirausahaan yang berkelanjutan, mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja, dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional,” tegas Reni.

Baca juga:

Kepala BPIFK, Dickie Sulistya, menambahkan bahwa peserta CBI 2025 telah menunjukkan potensi bisnis yang luar biasa, dengan omzet mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah, serta pertumbuhan positif sepanjang 2025.

Program CBI diharapkan terus menjadi lokomotif dalam mendorong pelaku industri kreatif Indonesia untuk naik kelas, go global, dan memberi dampak nyata bagi perekonomian nasional.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img