Tangerang, 08 Mei 2025 – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menegaskan bahwa Indonesia tidak sedang berada dalam fase deindustrialisasi. Hal ini ditegaskannya merespons anggapan sejumlah ekonom dan pengamat yang menyebutkan adanya penurunan kontribusi industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
“Dari dua faktor utama saja, yakni Manufacturing Value Added (MVA) dan kontribusinya terhadap PDB, sudah cukup untuk membantah klaim bahwa Indonesia mengalami deindustrialisasi,” ujar Menperin di Jakarta, Rabu (7/5/2025).
Baca juga: Pensiun Dini PLTU Batu Bara Didukung Kredit Karbon Baru dari Verra
Berdasarkan data dari World Bank dan United Nations Statistics, nilai MVA Indonesia pada tahun 2023 mencapai USD 255,96 miliar, yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Capaian ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu dari 12 besar negara manufaktur dunia, serta terbesar kelima di Asia setelah China, Jepang, India, dan Korea Selatan. Di kawasan ASEAN, Indonesia menjadi pemimpin dengan nilai MVA tertinggi, mengungguli Thailand dan Vietnam.
Menperin menambahkan bahwa tren pertumbuhan MVA Indonesia konsisten meningkat sejak 2019, kecuali pada masa pandemi Covid-19. “Rata-rata MVA dunia hanya USD 78,73 miliar, sementara Indonesia mencatatkan rata-rata sebesar USD 102,85 miliar,” jelasnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor industri pengolahan nonmigas mencatat kontribusi sebesar 17,50% terhadap PDB nasional pada triwulan I-2025, naik dari 17,47% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Selain itu, realisasi investasi sektor manufaktur pada triwulan I-2025 mencapai Rp179,7 triliun atau 38,6% dari total investasi nasional. Investasi ini didominasi oleh industri logam, makanan, kimia, kendaraan bermotor, hingga elektronik. PMA dan PMDN dalam industri ini juga menunjukkan kepercayaan tinggi investor terhadap potensi Indonesia sebagai basis produksi industri.
Baca juga: Home Credit Dukung UMKM Lewat Modal Usaha
“Kami mengapresiasi komitmen para pelaku industri. Ini menciptakan multiplier effect besar terhadap perekonomian, termasuk penciptaan lapangan kerja dan peningkatan devisa,” pungkas Menperin.
Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian berkomitmen mendorong kebijakan yang pro-investasi dan memperkuat hilirisasi industri untuk memperluas pasar ekspor produk bernilai tambah tinggi. Indonesia kini tidak hanya kuat secara struktur industri, tetapi juga menjadi destinasi utama investor global.