Tangerang, 21 April 2025 – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat (Pontianak ) menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung percepatan digitalisasi UMKM melalui pelatihan pencatatan transaksi keuangan berbasis digital. Langkah ini diyakini mampu membawa UMKM lokal naik kelas dan bersaing di kancah nasional.
Dalam kegiatan Pelatihan Pencatatan Transaksi Keuangan Digital yang digelar di Aula Gedung Bank Indonesia Kalbar, Kamis (17/4), Titin selaku Analis Junior Unit Implementasi Sistem Pembayaran menyampaikan pentingnya digitalisasi transaksi bagi pelaku usaha mikro. Ia mendorong agar UMKM di Pontianak mulai mengadopsi sistem pembayaran digital demi memperluas jangkauan pasar.
Baca juga: Telkom Perkuat Infrastruktur Digital Lewat NeutraDC Nxera Batam Berkapasitas 54MW
“UMKM harus go digital, jangan hanya berhenti di daerah. Dengan sistem pembayaran digital, transaksi bisa dilakukan di mana saja tanpa harus bertatap muka,” ujar Titin.
Ia juga menyambut positif maraknya aplikasi kasir digital di Kalimantan Barat dan menegaskan bahwa Bank Indonesia bersikap netral dalam menghadapi persaingan antar aplikasi. “Semua aplikasi kami anggap baik selama mendukung digitalisasi pembayaran UMKM. Silakan berkompetisi secara sehat,” tambahnya.
Salah satu aplikasi kasir digital yang turut hadir adalah Eastpos, sebuah platform buatan lokal yang resmi diluncurkan dan berkantor pusat di Pontianak. Riki, inisiator Eastpos, menegaskan komitmen aplikasinya untuk mempercepat digitalisasi UMKM dengan fitur lengkap namun tetap mudah digunakan.
Baca juga: Usaha Es Kristal UD Aguaris di Langkat Dihentikan Ormas, Pengusaha Minta Bantuan Hukum
“Eastpos gratis dan bisa digunakan lewat HP Android. Kami punya fitur kasir digital, pencatatan keuangan, transfer saldo real-time, QRIS, PPOB, pulsa, dan laporan keuangan otomatis,” jelas Riki.
Eastpos juga berencana menggelar roadshow pelatihan digitalisasi UMKM ke berbagai wilayah di Kalimantan dan Indonesia. Langkah ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Pontianak, yang turut mendorong adopsi transaksi non-tunai di kalangan pelaku UMKM.
Sekretaris Daerah Kota Pontianak, Amirullah, menyatakan bahwa pelaku usaha harus cepat beradaptasi dengan teknologi informasi agar tidak tertinggal.
“UMKM perlu memahami dan menguasai transaksi digital agar mampu bertahan dan berkembang. Kita ingin UMKM Pontianak bisa naik kelas,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa UMKM memiliki daya tahan tinggi terhadap krisis dan menunjukkan rasio kredit macet yang rendah. Dengan dukungan dari berbagai pihak, digitalisasi diyakini menjadi kunci agar UMKM di Kalbar lebih kompetitif dan bankable.