Kemenperin Dorong IKM Tenun Gunakan Pewarna Alam Ramah Lingkungan

Tangerang, 24 Maret 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) semakin serius meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) di Indonesia, khususnya pada sektor wastra atau kain tradisional seperti kain tenun. Salah satu strategi utama yang dilakukan adalah mendorong penggunaan bahan pewarna alam sebagai bentuk inovasi sekaligus mendukung prinsip industri ramah lingkungan.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Reni Yanita, dalam keterangan resminya di Jakarta pada Kamis (20/3), menyampaikan bahwa kain tenun merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang memiliki kontribusi besar bagi perekonomian nasional. “Selain sebagai warisan budaya, kain tenun juga berperan penting dalam industri tekstil dengan nilai ekspor mencapai USD 701,6 juta di tahun 2024,” ungkap Reni.

Baca juga: Kemendag dan Kemenparekraf Perkuat UMKM Kreatif Ekspor

Kemenperin mencatat, industri tekstil Indonesia saat ini didukung oleh lebih dari 300 ribu unit usaha skala kecil, yang menyerap tenaga kerja hingga 450 ribu orang. Namun, tantangan utama yang dihadapi pelaku IKM tenun adalah keterbatasan bahan baku pewarna serta peningkatan kualitas dan inovasi produk.

Sebagai solusi, Ditjen IKMA aktif mendorong pelaku IKM beralih ke penggunaan pewarna alam yang ramah lingkungan. “Bahan pewarna alam seperti kunyit, kayu nangka, daun mangga, hingga jambu biji mudah ditemukan di sekitar kita dan memiliki potensi tinggi untuk meningkatkan nilai tambah produk,” jelas Reni.

Penggunaan pewarna alam tidak hanya menjadikan produk tenun lebih menarik dengan corak khas, tetapi juga menjawab tren global yang semakin mengedepankan produk sustainable dan ramah lingkungan.

Baca juga: Makan Bergizi Gratis Dorong Omzet dan Lapangan Kerja UMKM

Untuk mendukung langkah ini, Ditjen IKMA bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menggelar “Bimbingan Teknis Pewarnaan Alam IKM Tenun” di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada 18-21 Maret 2025. Bimbingan teknis ini diikuti oleh 20 IKM tenun setempat dengan bimbingan langsung dari Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJI).

Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Budi Setiawan, menjelaskan bahwa kegiatan ini didesain 80 persen praktik agar para peserta langsung bisa menerapkan teknik pewarnaan alam dengan bahan lokal. “Tenun khas Penajam Paser Utara akan memiliki ciri khas tersendiri berkat pewarnaan alam ini, sekaligus memberdayakan potensi sumber daya lokal,” tutup Budi.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img