Investasi Industri Kimia Jadi Kunci Target Ekonomi 8 Persen

Tangerang, 18 Maret 2025 – Industri kimia terus menunjukkan peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2024, sektor industri kimia, farmasi, dan obat tradisional berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,86 persen, mengungguli pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,03 persen.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT), Taufiek Bawazier, menegaskan bahwa sektor industri kimia menjadi prioritas pengembangan sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). “Produksi industri kimia selama ini menjadi tulang punggung bagi sektor manufaktur seperti plastik dan tekstil. Oleh karena itu, pemenuhan bahan baku dalam negeri sangat penting demi meningkatkan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja,” ujar Taufiek dalam diskusi bersama Forum Wartawan Industri (Forwin), Jumat (14/3).

Baca juga: UMKM Indonesia Jadi Kunci Optimisme Ekonomi 2025

Tidak hanya itu, kontribusi industri kimia terhadap penerimaan devisa juga signifikan. Ekspor industri kimia mencapai USD17,39 miliar sepanjang tahun 2024. Pemerintah kini fokus mengembangkan ekosistem petrokimia dan energi yang terintegrasi untuk meningkatkan daya saing global.

Dari sisi investasi, realisasi investasi sektor industri kimia menyentuh angka fantastis, yaitu Rp65,76 triliun di tahun 2024. Pemerintah mendorong investasi ini melalui berbagai kebijakan seperti pengembangan kawasan industri di Teluk Bintuni, Tanjung Enim, dan Kutai Timur.

Salah satu pemain utama di industri ini adalah PT Chandra Asri Pacific Tbk. Direktur Legal, Hubungan Eksternal, dan Ekonomi Sirkular, Edi Rivai, menyatakan bahwa perusahaan optimis mendukung pengembangan petrokimia nasional. Saat ini, Chandra Asri tengah membangun Pabrik Chlor Alkali dan EDC (CA-EDC) dengan total investasi sebesar Rp15 triliun, di mana pada 2024 sudah terealisasi Rp1,26 triliun.

Pabrik ini berpotensi menggantikan impor soda kostik hingga 827 ribu ton liquid per tahun atau senilai Rp4,9 triliun serta membuka peluang ekspor EDC senilai Rp5 triliun per tahun. Proyek CA-EDC juga telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional RPJMN 2025–2029.

Baca juga: Smesco Gelar Bazar Ramadan Murah 2025 untuk Dukung UMKM

Peneliti INDEF, Ahmad Heri Firdaus, menambahkan bahwa keberadaan pabrik ini akan memberikan multiplier effect bagi industri baterai kendaraan listrik nasional, memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

Dengan target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen pada lima tahun ke depan, sektor industri kimia diharapkan memberikan kontribusi nilai tambah mencapai Rp46,09 triliun pada 2029. Dukungan kebijakan pemerintah, seperti fasilitas tax holiday dan tax allowance, menjadi kunci utama dalam merealisasikan investasi dan memperkuat daya saing industri kimia nasional.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img