UMKM Indonesia Siap Hadapi Tantangan Global dan Digitalisasi

Tangerang, 10 Maret 2025 – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri mendorong pelaku usaha untuk lebih produktif dan inovatif dalam menjajaki berbagai peluang kewirausahaan. Hal ini diharapkan menjadi sumbangsih nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional serta mendukung realisasi visi Indonesia Emas 2045. Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara Business Talk Ramadan yang diselenggarakan oleh Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha KAHMI (BPP HIPKA) pada Jumat (7/3) di Masjid Istiqlal, Jakarta.

Acara ini mengusung tema “Peluang dan Tantangan Perdagangan Indonesia dalam Menghadapi Indonesia Emas 2045” dan dihadiri oleh Wakil Menteri Agama RI, Muhammad Syafi’i; Ketua Umum BPP HIPKA, Kamrussamad; serta ratusan peserta dari anggota HIPKA.

Baca juga: Guardian Indonesia Komitmen Produk Halal Dapat Sertifikat BPJPH

Dalam kesempatan tersebut, Wamendag Roro menegaskan bahwa kewirausahaan melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) adalah penggerak utama perekonomian Indonesia. UMKM tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga berkontribusi dalam mengembangkan industri kreatif nasional. Ia menyebut tiga peluang utama yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha, yakni pasar dalam negeri yang besar, tingginya usia produktif, dan meningkatnya daya saing Indonesia di tingkat global.

Menurutnya, ketahanan ekonomi nasional yang teruji menghadapi tantangan global telah berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,03 persen pada 2024. “Tercapainya Indonesia Emas 2045 sangat bergantung pada pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, kita perlu memahami berbagai tantangan dan peluang yang ada untuk menyusun langkah strategis,” ujar Wamendag Roro.

Guna mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada 2029, Kementerian Perdagangan menargetkan peningkatan ekspor sebesar 7,1 persen hingga 9,64 persen selama periode 2025–2029. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui program UMKM Berani Inovasi Siap Adaptasi (BISA) Ekspor.

“Program UMKM BISA Ekspor merupakan langkah adaptif Kemendag dalam menghadapi tantangan perdagangan global. Salah satu strategi yang dijalankan adalah business matching secara berkala, yang difasilitasi oleh perwakilan perdagangan Indonesia di berbagai negara,” jelasnya.

Sejak Mei 2020, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan selama 57 bulan berturut-turut. Negara tujuan ekspor utama Indonesia saat ini meliputi RRT, Amerika Serikat, Jepang, India, dan negara-negara ASEAN.

Namun demikian, Wamendag Roro juga mengingatkan bahwa masih ada sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi, seperti isu lingkungan dan perubahan iklim, dinamika geopolitik global, disrupsi ekonomi digital, gangguan rantai pasok global, serta fluktuasi harga pangan dan energi.

Baca juga: UMKM Sultra Naik Kelas Berkat Sertifikasi Halal di Zona Khas Al Alam

Untuk menghadapi tantangan tersebut, sinergi antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku usaha menjadi kunci utama. “Kemendag terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk HIPKA, dalam upaya mendukung transformasi UMKM. Gotong royong menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi,” tegasnya.

Wamendag Roro juga mengajak anggota HIPKA untuk memanfaatkan berbagai program dan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah. Ia menekankan pentingnya penggunaan platform InaExport, yang dapat memberikan informasi terkait analisis pasar ekspor, produk unggulan, serta peluang business matching dan pameran di dalam maupun luar negeri.

“Manfaatkan pelatihan UMKM dan program fasilitasi ekspor yang disediakan Kemendag agar usaha dapat berkembang lebih optimal. Dengan strategi yang tepat, UMKM bisa semakin maju dan sejahtera.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img