Tangerang, 07 Maret 2025 – Pasar gedung perkantoran ramah lingkungan atau ‘hijau’ di Jakarta semakin berkembang, menandakan kesadaran yang semakin meningkat akan pentingnya prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) dalam sektor properti. Menurut Direktur ESG Knight Frank Asia Pasifik dan Singapura, Jackie Cheung, tren ini mencerminkan bahwa pelaku industri properti dan penyewa semakin menyadari nilai dan manfaat dari gedung perkantoran yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga mendukung kesejahteraan sosial dan tata kelola yang baik.
“Kami melihat minat yang meningkat pada bangunan yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan manfaat sosial dan didukung oleh tata kelola yang kuat. Prestise juga menjadi nilai tambah dari gedung perkantoran berbasis ESG. Kami prediksikan tren ini akan terus berlanjut seperti pasar Asia Pasifik, karena semakin banyak perusahaan memasukkan ESG ke dalam strategi bisnis mereka,” jelas Jackie dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/3/2025).
Baca juga: TBS Energi Mulai Operasikan PLTM Sumber Jaya dan PLTS Terapung Batam
Berdasarkan data yang dirilis oleh Knight Frank Indonesia, gedung perkantoran bersertifikat hijau yang memiliki sertifikasi seperti GBCI, Greenmark, LEED, WELL, dan lainnya kini mewakili 14% dari total luas lantai bruto (GFA) gedung perkantoran di Central Business District (CBD) Jakarta, yang mencapai 1.076.404 meter persegi. Permintaan untuk ruang kerja berkelanjutan, terutama ruang perkantoran premium, cukup stabil.
Namun, meskipun tingkat hunian gedung bersertifikat hijau menunjukkan sedikit perbedaan dibandingkan gedung perkantoran konvensional, yaitu (-3%), namun pertumbuhan harga sewa untuk ruang kantor berkelanjutan ini lebih tinggi, berkisar antara 25% hingga 30%. Perbedaan harga sewa ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lokasi, usia bangunan, teknologi pintar, spesifikasi bangunan, fasilitas pendukung, dan lainnya.
Baca juga: AI Percepat Digitalisasi dan Otonomi Bisnis di Indonesia
Knight Frank juga mengamati bahwa pasar perkantoran semakin banyak mengadopsi prinsip ESG. Survei yang dilakukan pada tahun 2023 menunjukkan bahwa investor Eropa dan Asia semakin memprioritaskan efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan, dan fasilitas pengisian kendaraan listrik (EV) saat mempertimbangkan akuisisi properti. Selain itu, gedung perkantoran hijau di Jakarta kini dilengkapi dengan infrastruktur pengisian kendaraan listrik, integrasi energi terbarukan, serta sistem konservasi dan daur ulang air dan sampah, yang semakin meningkatkan daya tariknya.
Dengan terus berkembangnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan tanggung jawab sosial, tren gedung perkantoran hijau di Jakarta diperkirakan akan terus tumbuh. Hal ini menjadi bagian dari upaya bersama untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan berkelanjutan, yang pada akhirnya dapat mendukung keberhasilan jangka panjang bagi para pengusaha dan penyewa.