UMKM Kuliner Meroket di Ramadan Manfaatkan Kesempatan Ini

Tangerang, 4 Maret 2025 – Ramadan menjadi bulan yang sangat dinanti oleh para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya di sektor kuliner. Sekretaris Kementerian (Sesmen) UMKM, Arif Rahman Hakim, menegaskan bahwa momen ini merupakan kesempatan emas bagi para pengusaha untuk meningkatkan pendapatan mereka.

“Kita semua tahu, tahun lalu fenomena war takjil yang viral di media sosial membuat pengusaha UMKM di bidang kuliner bisa meningkatkan penghasilan,” ujar Sesmen UMKM.

Ia juga berharap tahun ini para pelaku UMKM dapat kembali memanfaatkan momentum Ramadan dan mengakses berbagai kemudahan yang disediakan pemerintah. Beberapa kemudahan yang diberikan antara lain izin usaha, alokasi area publik khusus, pengawasan kualitas makanan, serta dukungan pendanaan.

Baca juga: Menteri UMKM Dorong Wirausaha Muda dan Digitalisasi

Berdasarkan data Bank Indonesia, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dari 2020 hingga 2023 menunjukkan peningkatan menjelang Ramadan. Optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi ini dimanfaatkan oleh UMKM untuk meningkatkan penjualan mereka.

Data dari Kementerian UMKM mencatat bahwa subsektor kuliner memiliki sekitar 2,9 juta pengusaha di Indonesia. Sementara itu, data dari Kementerian Perindustrian pada triwulan III tahun 2024 menunjukkan industri makanan dan minuman (mamin) tumbuh sebesar 5,82 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan PDB nasional yang hanya 4,95 persen. Bahkan, industri ini memberikan kontribusi sebesar 40,17 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas, menjadikannya subsektor dengan kontribusi PDB terbesar.

Menurut hasil kajian Dosen Departemen Ekonomi FEB UI, Zahra Kemala Nindita Murad, momen berbuka puasa menjadi salah satu faktor utama perputaran uang bagi UMKM. Tradisi buka bersama mendorong peningkatan penjualan makanan dan minuman di bulan Ramadan.

Salah satu pengusaha UMKM yang merasakan dampak positif Ramadan adalah Farida, pemilik Pempek Nyai di Kota Sukabumi. Ia mengungkapkan bahwa selama Ramadan, omzetnya bisa naik hingga tiga kali lipat dari biasanya Rp30 juta-Rp40 juta per bulan.

“Pempek Nyai berkomitmen menyajikan pempek sesuai dengan cita rasa aslinya. Selain menjadi menu kudapan, kami juga menyediakan hampers untuk lebaran,” ujar Farida.

Baca juga: Pabrik Baru Daihatsu di Karawang Perkuat Industri Otomotif

Momen Ramadan juga berdampak pada bisnis kuliner skala lebih besar. CEO Lawless Burgerbar Asia, Sammy, mengatakan bahwa meskipun peningkatan penjualan di awal Ramadan tidak signifikan, namun di minggu kedua hingga akhir bulan puasa, bisnisnya mengalami lonjakan permintaan.

“Biasanya minggu kedua sampai akhir bulan puasa lebih bagus penjualannya. Setelah Idulfitri justru meningkat pesat, bahkan kami harus menambah pekerja paruh waktu untuk melayani pelanggan,” kata Sammy.

Dengan pengalaman sejak 2017 dan omzet di atas Rp15 miliar per tahun, Sammy menegaskan bahwa persiapan Lawless untuk Ramadan tahun ini mencakup penyediaan menu spesial Ramadan serta paket-paket berbuka puasa dan potluck.

Dengan berbagai dukungan pemerintah serta optimisme pasar, Ramadan menjadi ajang strategis bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan penjualan dan memperluas jangkauan bisnis mereka. Momentum ini diharapkan dapat terus dimanfaatkan secara maksimal oleh para pelaku usaha kuliner untuk meraup keuntungan lebih besar.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img