Muffest 2025 Pacu Pertumbuhan Industri Fesyen Muslim Indonesia

Tangerang, 27 Februari 2025 – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mempercepat pengembangan industri fesyen muslim (modest fashion) di Indonesia dengan melibatkan berbagai pihak. Sektor ini menunjukkan pertumbuhan positif dalam beberapa tahun terakhir, baik di tingkat nasional maupun global.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menegaskan pentingnya kolaborasi berbagai stakeholder, termasuk asosiasi, industri tekstil, pelaku usaha, desainer, akademisi, influencer, hingga marketplace. “Kami mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mewujudkan industri fesyen muslim yang berkelanjutan dan berdaya saing,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta.

Baca juga: 21 IKM Binaan Kemenperin Siap Masuk Toko IKEA Indonesia

Salah satu bentuk dukungan terhadap industri modest fashion adalah melalui Muslim Fashion Festival (Muffest) 2025, yang digelar pada 20-23 Februari 2025 di Jakarta dengan tema “Connecting in Style”. Acara ini menjadi wadah bagi pelaku industri untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing.

Perkembangan industri fesyen muslim tidak lepas dari meningkatnya konsumsi di pasar ekonomi Islam dunia. Laporan State of Global Islamic Economy 2023-2024 dari DinarStandard menyebutkan bahwa pengeluaran konsumen muslim untuk enam sektor utama diprediksi mencapai USD3,1 triliun pada 2027, dengan fesyen sebagai sektor terbesar kedua.

“Pada tahun 2027, konsumsi fesyen muslim dunia diprediksi mencapai USD428 miliar. Hal ini menunjukkan potensi besar yang dapat dimanfaatkan industri fesyen muslim Indonesia,” jelas Reni.

Di Indonesia sendiri, proyeksi konsumsi barang dan jasa halal pada tahun 2025 diperkirakan mencapai USD330,5 miliar, dengan produk pakaian jadi sebagai kategori konsumsi tertinggi kedua di pasar syariah nasional.

Untuk meningkatkan daya saing di pasar global, pelaku industri fesyen muslim didorong untuk memperluas inovasi produk serta menjalin kemitraan dengan industri pakaian jadi dalam negeri. Dengan 569 ribu industri dan 2,7 juta tenaga kerja, sektor ini memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama di kancah global.

“Kita bisa menjajaki negara dengan konsumsi fesyen muslim terbesar seperti Iran, Turki, Arab Saudi, Pakistan, dan Mesir sebagai pasar ekspor potensial,” tambah Reni.

Baca juga: Menteri UMKM Ajak Kepala Daerah Majukan UMKM Lokal

Kemenperin juga terus mendukung pengembangan ekosistem industri fesyen muslim melalui berbagai program seperti peningkatan kompetensi SDM, pengembangan kualitas produk, sertifikasi halal, bantuan peralatan, hingga akses promosi dan pameran.

Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah dan pelaku industri, diharapkan industri fesyen muslim Indonesia mampu menjadi pemimpin di pasar domestik maupun internasional.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img