Tangerang, 19 Februari 2025 – Bank Mandiri terus menunjukkan performa impresif dengan mencatatkan pertumbuhan aset yang solid sepanjang 2024. Berkat optimalisasi ekosistem wholesale, ekspansi kredit yang merata, serta transformasi digital yang agresif namun tetap prudent, total aset konsolidasi Bank Mandiri mencapai Rp 2.427 triliun, tumbuh 11,6% YoY. Pencapaian ini memperkuat posisi Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia dari sisi aset serta mencerminkan efektivitas strategi yang diterapkan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit menjadi motor utama ekspansi bisnis. Total penyaluran kredit mencapai Rp1.670,5 triliun, melonjak 19,5% YoY, jauh melampaui rata-rata industri. Segmen wholesale tetap menjadi pilar utama dengan kenaikan 25,5% YoY hingga menyentuh Rp913,3 triliun.
Baca juga: Menggali Potensi Ekspor Sulawesi dan Maluku Utara
“Kami terus berupaya mengoptimalkan potensi di sektor wholesale agar dapat menjangkau lebih banyak sektor ekonomi yang membutuhkan akses permodalan. Ekosistem ini tidak hanya memberikan peluang pertumbuhan bagi bisnis tetapi juga mendukung stabilitas ekonomi secara lebih luas,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/2).
Tidak hanya wholesale, Bank Mandiri juga memperhatikan segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan penyaluran kredit yang mencapai Rp135 triliun, tumbuh 6% YoY. Strategi ekspansi ini memastikan pertumbuhan kredit yang merata di seluruh Indonesia serta memperkuat daya tahan perekonomian nasional.
Di sisi layanan finansial, Bank Mandiri semakin memperkuat inovasi digital. Aplikasi super app Livin’ by Mandiri telah memiliki 29,3 juta pengguna dengan total transaksi mencapai 3,9 miliar, naik 38% YoY per akhir 2024. Sementara itu, platform Kopra by Mandiri menjadi tulang punggung layanan perbankan wholesale dengan nilai transaksi mencapai Rp 22.700 triliun, tumbuh 17% YoY.
“Kami terus mendorong inovasi digital agar dapat memberikan layanan perbankan yang lebih efisien, cepat, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah. Transformasi ini menjadi peran kami dalam memperluas akses keuangan bagi lebih banyak pelaku usaha di Indonesia,” ungkap Darmawan.
Bank Mandiri tetap menjaga fundamental keuangan yang sehat. Rasio Non-Performing Loan (NPL) turun 5 basis poin menjadi 0,97%, sementara rasio pencadangan tetap optimal di level 304%. Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,73% YoY menjadi Rp 1.699 triliun, dengan dominasi dana murah (CASA) sebesar 80,3%. Tabungan tumbuh 13,4% YoY menjadi Rp665 triliun, sedangkan giro naik 3,6% YoY menjadi Rp606 triliun.
Keberhasilan strategi ini terbukti dengan realisasi laba bersih konsolidasi sebesar Rp55,8 triliun di tahun 2024. Pendapatan berbasis komisi (fee-based income) meningkat 4,12% YoY mencapai Rp 42,32 triliun, didorong oleh transaksi digital, layanan treasury, serta jasa pengelolaan dana dan investasi.
Bank Mandiri juga semakin agresif dalam mengalokasikan pembiayaan ke sektor ramah lingkungan. Portofolio hijau mencapai Rp 149 triliun, tumbuh 15,2% YoY, dengan fokus utama pada Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar Rp 11,8 triliun, naik 21% YoY.
“Ke depan, kami akan terus memperkuat peran Bank Mandiri dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui inovasi dan kolaborasi yang lebih luas dengan berbagai pihak. Kami optimis strategi jangka panjang yang telah kami terapkan akan memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional secara keseluruhan,” jelas Darmawan.
Baca juga: Perhiasan dan Permata Jadi Andalan Ekspor NTB 2025
Dengan fundamental yang kuat, inovasi digital yang agresif, serta strategi ekspansi yang berfokus pada sektor strategis, Bank Mandiri optimistis dapat mempertahankan momentum pertumbuhan pada 2025. “Kami terus mengembangkan solusi layanan yang lebih inovatif dan memberikan nilai tambah kepada nasabah, untuk memastikan pertumbuhan yang lebih stabil dan berkelanjutan secara jangka panjang,” pungkas Darmawan.