Tangerang, 17 Februari 2025 – Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman memastikan bahwa ojek online (ojol) resmi masuk dalam kategori UMKM. Dengan keputusan ini, para driver ojol tetap mendapatkan subsidi bahan bakar minyak (BBM), sehingga mereka tidak perlu khawatir mengenai biaya operasional.
Keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil rapat koordinasi Tim Satgas Subsidi BBM yang digelar beberapa waktu lalu. Dalam rapat tersebut, Kementerian UMKM mengusulkan agar sektor UMKM, termasuk ojek online, tetap mendapatkan alokasi BBM subsidi. “Jadi ojek online ini masuk dalam klasifikasi UMKM. Sektor UMKM adalah sektor yang tetap mendapatkan subsidi BBM,” ungkap Maman dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (6/12), dikutip dari Antaranews.
Baca juga: Pemerintah Jamin UMKM Tidak Terkena PPN 12 Persen
Maman menegaskan bahwa aturan teknis mengenai penyaluran BBM subsidi untuk ojek online akan diatur lebih lanjut oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dipimpin oleh Bahlil Lahadalia. Selain itu, ia menjelaskan bahwa kendaraan roda empat yang memiliki pelat kuning akan tetap mendapatkan subsidi BBM, sedangkan kendaraan dengan pelat selain kuning tidak termasuk dalam alokasi subsidi.
“Yang disampaikan oleh Pak Bahlil (Menteri ESDM) adalah bahwa kendaraan roda empat yang menggunakan pelat kuning mendapatkan subsidi BBM. Jika tidak menggunakan pelat kuning, maka tidak mendapatkan subsidi BBM,” jelas Maman.
Sementara itu, pemerintah juga berencana mengadakan pertemuan dengan perwakilan mitra ojek online untuk membahas isu pencabutan subsidi BBM dan memastikan implementasi kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan driver ojol.
Bahlil Lahadalia sebelumnya telah memberikan sinyal bahwa ojek online tetap masuk dalam kategori penerima subsidi BBM. Subsidi ini diberikan dalam skema UMKM, bukan dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). “Ojol itu akan masuk dalam kategori UMKM. Semua UMKM itu kemungkinan besar akan disubsidikan secara bahan. Jadi kalau untuk minyak, kita tidak akan mengalihkannya ke BLT,” kata Bahlil.
Saat ini, pihaknya tengah melakukan kajian untuk membedakan kendaraan yang digunakan oleh ojol dan kendaraan pribadi yang tidak beroperasi sebagai transportasi online. Mengingat subsidi BBM sebelumnya diberikan kepada kendaraan berpelat kuning atau transportasi publik, maka pemerintah sedang mencari formulasi yang tepat agar subsidi tetap tepat sasaran.
“Bagi ojol yang saat ini terjadi dinamika, kami sedang mengkaji bagaimana membedakan mana pelat hitam yang digunakan untuk usaha ojol dan mana yang bukan,” tambahnya.
Pemerintah juga masih menunggu pemadanan data yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data ini akan menjadi landasan dalam perumusan kebijakan subsidi BBM dan listrik agar tepat sasaran. Begitu kajian ini selesai, pemerintah berjanji akan segera mengumumkan hasil dan implementasi kebijakan baru terkait subsidi BBM bagi ojol.
Keputusan pemerintah ini disambut baik oleh para driver ojek online yang bergantung pada subsidi BBM untuk menekan biaya operasional mereka. Dengan adanya kepastian ini, diharapkan para pengemudi ojol dapat terus menjalankan pekerjaannya tanpa mengalami kesulitan akibat kenaikan harga BBM.
Pemerintah juga mengimbau agar para mitra ojol mengikuti perkembangan kebijakan ini agar dapat memanfaatkan fasilitas subsidi yang diberikan secara maksimal. Ke depan, transparansi dalam distribusi subsidi BBM menjadi kunci utama agar program ini benar-benar bermanfaat bagi mereka yang berhak.
Baca juga: UMKM Surabaya Dapat Ilmu Digital Marketing di Womenpreneur Talk
Dengan ditetapkannya ojek online sebagai bagian dari UMKM, para driver kini mendapat kepastian bahwa mereka tetap mendapatkan subsidi BBM. Pemerintah sedang melakukan kajian lebih lanjut untuk memastikan subsidi diberikan secara tepat sasaran. Keputusan ini diharapkan dapat membantu para driver ojol dalam menjalankan pekerjaannya dengan lebih tenang di tengah tantangan ekonomi saat ini.
 Maman Abdurrahman memastikan bahwa ojek online (ojol) resmi masuk dalam Subsidi BBM){kind=link}