Tangerang, 15 Februari 2025 – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengungkapkan beberapa tantangan besar yang dihadapi oleh pelaku UMKM dalam proses digitalisasi, khususnya dalam hal pemasaran produk melalui platform digital. Menurut Maman, salah satu keluhan yang sering diterima dari para pengusaha adalah peningkatan biaya pemasaran di platform digital.
Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta pada Kamis (13/2), Maman menyatakan bahwa biaya pemasaran digital yang dulu hanya sebesar 2 persen kini meningkat menjadi rata-rata 8 hingga 12 persen. “Perlu ada regulasi yang lebih jelas untuk memastikan keseimbangan antara keberpihakan terhadap UMKM dan keberlanjutan bisnis e-commerce,” ungkap Maman. Ia juga menambahkan bahwa pengusaha UMKM harus mendapatkan perhatian lebih terkait masalah biaya yang terus meningkat di platform digital.
Baca juga: UMKM Bisa Akses Majoolite Gratis, Dukung Digitalisasi Bisnis
Namun, meski menghadapi tantangan tersebut, Maman tetap mendorong pelaku UMKM untuk terus memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas pasar mereka. “Suka atau tidak suka, mereka harus beradaptasi dengan digitalisasi, termasuk penjualan via e-commerce. Hal ini juga terus kami dorong,” kata Maman.
Menteri Maman juga menyinggung masalah persaingan global yang semakin ketat, terutama dengan maraknya produk impor, khususnya dari China, yang masuk ke pasar Indonesia. Menurutnya, menutup akses platform digital bukanlah solusi yang tepat dalam jangka panjang. “Langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah memastikan produk UMKM dapat diproduksi dalam jumlah besar dengan harga yang lebih kompetitif,” ujar Maman.
Baca juga: Industri Otomotif Indonesia Makin Berkembang di IIMS 2025
Untuk mewujudkan hal tersebut, ia mengusulkan penerapan sistem klasterisasi dalam produksi yang dapat diimplementasikan melalui holding UMKM. Dengan sistem ini, diharapkan produksi produk UMKM bisa lebih efisien dan dapat menghasilkan barang dalam jumlah besar dengan harga yang lebih bersaing.
Selain itu, Maman juga menekankan pentingnya kolaborasi antar lembaga untuk memperkuat ekosistem UMKM. Salah satu langkah strategis yang akan diambil adalah bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan untuk menyediakan pelatihan bagi pengusaha UMKM. Alih-alih membangun pusat pelatihan baru, Kementerian UMKM akan memanfaatkan balai latihan kerja (BLK) yang sudah tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini dinilai lebih efisien karena tidak membebani anggaran negara dengan pembangunan infrastruktur baru.
Melalui pendekatan ini, diharapkan pelatihan bagi pelaku UMKM dapat lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan mereka, serta mempercepat proses adaptasi dengan perkembangan teknologi dan pasar global. Dengan berbagai upaya ini, Menteri Maman optimis bahwa UMKM Indonesia dapat terus berkembang dan bersaing di tingkat global.