Inovasi Pertamina Ubah Flare Gas Jadi Energi Listrik

Tangerang, 15 Februari 2025 – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) resmi menjalin kerja sama strategis dalam pengembangan proyek Flare Gas to Power. Penandatanganan Head of Agreement (HOA) dilakukan oleh CEO Pertamina NRE, John Anis, dan Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, di Grha Pertamina, Jakarta. Secara paralel, project expose juga diselenggarakan di Kilang Balongan yang akan menjadi lokasi utama proyek ini.

CEO Pertamina NRE, John Anis, menegaskan bahwa proyek Flare Gas to Power merupakan langkah konkret dalam mendukung transisi energi serta pencapaian target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060. Teknologi ini memungkinkan pemanfaatan gas suar (flare gas) yang sebelumnya terbuang, untuk dikonversi menjadi energi listrik.

Baca juga: UMKM Indonesia Ekspansi ke Malaysia Lewat Kemitraan

“Inisiatif ini sejalan dengan visi kami dalam mengoptimalkan sumber daya energi yang ada sekaligus menurunkan emisi karbon secara signifikan,” ujar John Anis.

Secara teknis, proyek ini bekerja dengan menangkap gas buang dari suar yang biasanya dibakar di udara, kemudian diolah melalui sistem pemurnian dan diarahkan menuju turbin gas atau mesin pembangkit. Energi yang dihasilkan dapat digunakan untuk kebutuhan operasional kilang atau disalurkan ke jaringan listrik.

“Proses ini tidak hanya meningkatkan efisiensi energi tetapi juga berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan,” tambah John.

Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menjelaskan bahwa proyek ini memiliki potensi besar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 80 ribu ton CO2Eq per tahun. Selain itu, proyek ini juga mampu mengurangi konsumsi gas untuk boiler lebih dari 2,5 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day) serta menghasilkan penghematan biaya bahan bakar lebih dari 9 juta USD per tahun.

“Artinya, proyek ini tidak hanya berkontribusi terhadap pengurangan emisi tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional kilang secara signifikan,” ungkap Taufik.

Sinergi antara KPI dan Pertamina NRE menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi strategis mampu menghasilkan solusi inovatif yang memberikan dampak positif, baik dari aspek lingkungan maupun ekonomi. “Kami percaya, kerja sama ini akan menjadi inspirasi bagi proyek-proyek energi lainnya di masa depan,” pungkas Taufik.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, turut mengapresiasi kolaborasi antar subholding Pertamina yang terus berinovasi dalam menciptakan solusi energi bersih dan berkelanjutan.

“Pertamina optimistis bahwa proyek ini akan menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Dengan sinergi antara dua subholding ini, diharapkan akan muncul lebih banyak inovasi serupa yang mendukung pengurangan emisi dan optimalisasi sumber daya energi,” ujar Fadjar.

Sebagai pemimpin dalam transisi energi, Pertamina berkomitmen untuk mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang mendukung Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

Baca juga: UMKM Kopi Tuku Kini Jadi Nama Stasiun MRT Cipete Raya

Melalui proyek Flare Gas to Power, Pertamina kembali membuktikan komitmennya dalam menghadirkan solusi energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, sekaligus berkontribusi terhadap efisiensi operasional yang lebih optimal. Ke depannya, diharapkan proyek ini dapat menjadi model bagi pengembangan energi bersih lainnya di Indonesia.

Latest articles

spot_imgspot_img

Related articles

spot_img